pertumbuhan kredit Bank Mandiri secara konsolidasi di akhir tahun masih tetap sesuai dengan guidlines yang kami berikan di kisaran 10-12 persen
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Mandiri Tbk mempertahankan target pertumbuhan kredit di kisaran 10-12 persen untuk tahun 2023 ini meski suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) naik menjadi 6 persen dari sebelumnya 5,75 persen.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyampaikan bahwa hingga kuartal III-2023, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit secara konsolidasi sebesar Rp1.315,92 triliun atau tumbuh 12,71 persen secara tahunan (yoy).

“Untuk itu, kami memproyeksikan pertumbuhan kredit Bank Mandiri secara konsolidasi di akhir tahun masih tetap sesuai dengan guidlines yang kami berikan di kisaran 10-12 persen, dengan tetap memperhatikan manajemen risiko yang prudent,” kata Darmawan dalam Konferensi Pers Virtual Paparan Kinerja Kuartal III 2023 Bank Mandiri di Jakarta, Senin.

Menurut Darmawan, keputusan BI menaikkan suku bunga acuan merupakan langkah pencegahan yang tepat guna mengantisipasi dampak berlanjut dari ketidakpastian kebijakan Bank Sentral AS atau The Fed.

Selain itu, meningkatnya suku bunga acuan BI di level 6 persen dinilai mampu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

“Kita pahami sebelumnya 5,75 persen, ditingkatkan 25 bps menjadi 6 persen. Ini memperlebar interest rate differencial fed fund rate dan BI7DRR,” tutur Darmawan.

Baca juga: Bank Mandiri targetkan peluncuran Paylater pada November 2023

Baca juga: Bank Mandiri telah salurkan portfolio berkelanjutan Rp253 triliun


Meskipun tengah berada di periode ketidakpastian ekonomi global, Darmawan menilai perbankan Indonesia masih mempunyai ruang untuk terus bertumbuh.

Hal itu mengacu pada kinerja perekonomian Indonesia selama semester I-2023, serta upaya BI sejauh ini untuk menjaga stabilitas ekonomi melalui instrumen insentif kebijakan makroprudensial.

“Kebijakan insentif likuiditas oleh Bank Indonesia berupa pengurangan GWM, apabila bank menyalurkan kredit ke sektor prioritas serta Pelonggaran Likuiditas Makroprudensial atau PLM, ini juga akan menambah likuiditas bagi perbankan," terangnya.

Lebih lanjut, ia memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan nasional mampu mencapai angka 9 persen sampai dengan akhir tahun.

Adapun dari segi penyaluran kredit hingga kuartal III-2023, penyaluran kredit Bank Mandiri menorehkan pertumbuhan positif di seluruh segmen.

Terutama dari penyaluran kredit di segmen komersial yang naik signifikan sebesar 18,55 persen menjadi Rp222,3 triliun di akhir kuartal III 2023 dan kredit segmen UMKM yang mencapai Rp74,16 triliun atau naik 11,73 persen dari tahun periode yang sama tahun lalu.

Selaras dengan pertumbuhan kedua segmen tersebut, kredit Bank Mandiri di segmen mikro turut mencatatkan realisasi positif dengan pertumbuhan mencapai 10,09 persen dari Rp146,6 triliun di September 2022 menjadi Rp161,4 triliun pada akhir September 2023.

Di samping itu, daya beli masyarakat yang masih solid turut mendukung pertumbuhan dari sisi kredit konsumer Bank Mandiri yang mencapai 12,04 persen menjadi Rp109,3 triliun di kuartal III-2023.

Sementara itu, kredit korporasi Bank Mandiri tetap menjadi penyumbang portofolio kredit terbesar perseroan, dengan realisasi mencapai Rp449 triliun dan tumbuh 9,55 persen.

“Ini juga tentunya tetap dengan strategi fokus menggarap peluang ekosistem nasabah terutama di sektor-sektor yang potensial serta didukung oleh digitalisasi yang menyeluruh pada bisnis Bank Mandiri," katanya.

Baca juga: Bank Mandiri raup laba bersih Rp39,1 triliun pada kuartal III-2023

Baca juga: Bank Mandiri akan buka layanan "PayLater" di akhir tahun 2023

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023