Kelompok risiko utama adalah laki-laki yang melakukan seks dengan sejenis.
Tangerang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Tangerang meningkatkan surveilans kasus cacar monyet di seluruh fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit agar ketika menemukan kasus tersebut segera melaporkan.

“Pasalnya, dari data yang ada di dunia, kasus terbanyak pada laki-laki, usia produktif dengan ODHIV dan beberapa terdiagnosa sifilis," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr Dini Anggraeni di Tangerang Selasa.

Ia menuturkan Dinkes Kota Tangerang pun terus melakukan penelusuran dan pemantauan kontak erat serta menghimbau agar yang terdiagnosa dapat melakukan isolasi untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

Selain itu, Dinkes melakukan penyebaran informasi dari Pusat dan sumber Kemenkes untuk komunikasi, informasi dan edukasi kepada seluruh masyarakat.

Baca juga: Sudinkes Jaksel sudah vaksinasi 189 warga untuk cegah cacar monyet

Baca juga: Kemenkes: Cacar monyet tersebar di Jakarta, Banten, dan Jabar


Terutama penyampaian untuk meningkatkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan termasuk mengimbau untuk menghindari perilaku seks berisiko.

“Dengan itu, masyarakat Kota Tangerang diimbau untuk tidak panik dengan penyakit ini, namun tidak juga menganggap kecil. Tentunya, dengan terus mencari informasi, untuk lebih waspada secara pencegahan dan tidak ragu melakukan pemeriksaan saat terindikasi beberapa gejalanya,” katanya.

Sementara itu, berdasarkan informasi Kemenkes RI, Mpox menular melalui kontak langsung dengan ruam bernanah di kulit termasuk saat berhubungan seks.

Selain itu, orang yang berhubungan seks dengan banyak pasangan dan berganti-ganti, berisiko tinggi tertular Mpox. "Kelompok risiko utama adalah laki-laki yang melakukan seks dengan sejenis," katanya.

Ia melanjutkan, gejala-gejala yang ketika mengalami cacar monyet sama seperti dengan gejala cacar air. Mulai dari demam akut 38 derajat celsius, nyeri otot, pusing, kelelahan hingga timbulnya lesi cacar, koreng atau benjolan berisi air atau nanah pada tubuh, namun, perbedaannya adalah cacar monyet akan menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening.

"Dalam satu hingga tiga hari atau lebih, setelah demam penderita akan mengalami ruam yang dimulai pada wajah dan akan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Pada umumnya, ini akan berlangsung selama dua hingga empat pekan," katanya.*

Baca juga: Dua kasus baru cacar monyet terdeteksi di Malaysia

Baca juga: Dinkes temukan tujuh kasus cacar monyet di Jakarta Selatan

Pewarta: Achmad Irfan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023