Jakarta (ANTARA) -
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) menggelar Indonesia International Waste Treatment Technology (IIWTT) Forum & Expo 2023 guna menghadirkan solusi pengelolaan sampah dan limbah.
 
Pelaksana Tugas Harian Ketua Umum Kadin Indonesia Yukki Nugrahawan Hanafi menjelaskan bahwa pengelolaan dan pembuangan sampah yang tidak dilakukan secara berkelanjutan masih menjadi isu penting di Indonesia.
 
"IIWTT tahun ini mengangkat tema 'Industrialization of Waste Management Towards Green Energy'. Tema ini mendorong semangat kita selaku pelaku industri dari berbagai daerah di Indonesia untuk perlahan-lahan memulai cara atau proses industri yang lebih ramah lingkungan dari hulu hingga hilir. Utamanya saat melakukan proses pengelolaan limbah seperti sampah plastik dan jenis sampah lainnya," kata Yukki dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
 
Ketua Bidang Politik dan Keamanan Apkasi Joune Ganda menegaskan bahwa pemerintah daerah, khususnya di tingkat kabupaten, berkomitmen untuk berkolaborasi dengan para pelaku industri dalam menangani isu pengelolaan sampah.
 
Menurutnya, penggunaan teknologi terbaru menjadi kunci untuk menangani permasalahan sampah di daerah sekaligus menambah sumber pendapatan pemerintah daerah.
 
"Distribusi teknologi terbaru dalam pengelolaan dan pembuangan sampah sangat dibutuhkan di seluruh daerah Indonesia. Hal ini esensial untuk meningkatkan persentase pengelolaan sampah kita menuju green environment. Kami berharap bahwa melalui IIWTT 2023 ini, ada inovasi-inovasi yang cocok diimplementasikan di berbagai daerah di Indonesia," ujar Joune yang juga Bupati Minahasa Utara.
 
Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Safrizal ZA dalam pembukaan IIWTT Forum & Expo 2023 mengungkapkan pengelolaan sampah memerlukan kolaborasi multi pemangku kepentingan.
 
Ia juga mengungkapkan permasalahan sampah mengikuti setiap pertambahan jumlah penduduk, pertambahan pertumbuhan ekonomi nasional hingga peningkatan pendapatan per kapita.
 
Berdasarkan berdasarkan Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sepanjang tahun 2022 Indonesia menghasilkan timbunan sampah sebanyak 35,93 juta ton.
 
Jumlah tersebut, imbuh Safrizal naik sekitar 21 persen secara tahunan dari tahun 2021 dengan jumlah 29,44 juta ton, di mana dari jumlah timbulan sampah tersebut, 62,49 persen di antaranya telah terkelola. Sisanya, sebanyak 37,51 persen sampah yang belum terkelola sepanjang tahun lalu.
 
"Ini artinya lima tahun jumlah sampah akan mencapai 100 persen dan jika sampah ini tidak dikelola dengan baik, maka kita akan hidup dalam tumpukan sampah," tuturnya.
 
Data ini, lanjut Safrizal, kurang lebih 40 persen berasal sampah sisa makanan. Sumber sampah ini dari sisi jumlah juga hampir 40 persen berasal dari rumah tangga.
 
"Dari data inilah kita bisa menganalisa bahwa sampah ini sejatinya bisa diolah menjadi peluang tidak saja dari hilirnya, tapi sejak dari hulunya. Untuk itulah mari kita rubah singkatan TPA bukan lagi tempat pembuangan akhir, melainkan tempat produksi akhir sampah," katanya.
 
Untuk memotivasi sektor swasta dan pemda inilah Safrizal mengatakan Kemendagri siap menjadi inisiator penghargaan atas komitmennya dalam membantu pengelolaan sampah.
 
"Nanti kita bisa petakan perusahaan apa saja dan dari 549 daerah otonom atau pemda yang ada di Indonesia berapa puluh pemda yang pengelolaan sampah sudah memenuhi atau mendekati standar dengan prinsip reduce, reuse, recycle dan terakhir refuse dalam bentuk memilah sampah," ujar Safrizal.

Baca juga: Kadin harap presiden baru tetap lanjutkan program Indonesia Emas 2045
Baca juga: Pengusaha harap tiga bakal capres komitmen jadikan Indonesia maju
Baca juga: Apkasi finalisasi terbentuknya forum perdagangan antardaerah

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023