Generasi sekarang kalau durasi tontonan pendek tidak akan suka karena mereka tidak ingin terlalu banyak porsi tuntunan
Jakarta (ANTARA) - Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) mengapresiasi langkah improvisasi yang dilakukan oleh angkatan muda generasi penerus dunia wayang yang cenderung menampilkan porsi tontonan lebih besar dalam setiap pertunjukan untuk memikat penggemar wayang saat ini.

"Sekarang ini bahasa wayangnya pada satu jam pertama sudah geger, pengin nonton penyanyi keluar. Kalau dulu kita hanya nonton tuntunan sepanjang malam sehingga tontonannya sedikit. Generasi sekarang kalau durasi tontonan pendek tidak akan suka, karena mereka tidak ingin terlalu banyak porsi tuntunan. Itulah mengapa generasi sekarang menata hal itu, melakukan shortcut antara porsi tontonan dan tuntunan," kata Ketua Umum Pepadi Pusat Ir. Tumiyono dalam pergelaran wayang pembukaan pekan “Hari Wayang Nasional 2023” di auditorium TVRI Jakarta, Rabu malam.

Tumiyono menjelaskan bahwa pihaknya menilai tepat langkah yang dilakukan generasi muda dunia wayang dalam mengelola sebuah peradaban bangsa, menuju budaya agung yang sudah dilestarikan nenek moyang sejak lama. Apalagi saat ini, Tumiyono melanjutkan, jumlah dalang nasional jauh lebih banyak ketimbang empat dekade silam.

"Periode era '70-an jumlah dalang bisa dihitung dengan jari. Kala saya masih kecil waktu umur 5 tahun, kalau di Jawa Barat ada Asep Sunandar, di Jawa Tengah ada Ki Narto Sabdo, dan kemudian generasi Anom Suroto. Tetapi pada posisi sekarang, jumlah dalang nasional ada 5600 orang," terang dia.

Baca juga: Pemerintah dukung upaya mendekatkan seni wayang ke Gen Z
 
Ketua Umum Pepadi Pusat Ir. Tumiyono (kiri) dan Asisten Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenko PMK Budi Prasetyo (kanan) dalam pergelaran wayang pembukaan pekan “Hari Wayang Nasional 2023” di auditorium TVRI Jakarta, Rabu (1/11) malam. (ANTARA/Ahmad Faishal)


Karena itu, Tumiyono juga berharap bahwa ada keberpihakan dari Pemerintah terhadap sebanyak 5600 dalang, melalui kebijakan yang diturunkan kepada setiap Dinas Kebudayaan di tingkat kabupaten atau kota.

"Kalau seluruh dinas mengalokasikan sebagian bujet untuk memihak teman-teman dalang, maka mereka tidak tergantung pada masyarakat. Kalau ada arahan dari kementerian untuk turun ke dinas, maka di situlah harapan para pelaku seni," tutur Tumiyono.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa pihaknya dengan penuh antusiasme sejak beberapa hari lalu telah menggelar rangkaian acara menuju puncak perayaan "Hari Wayang Nasional 2023" pada 7 November mendatang.

"Di sini ada dalang-dalang cilik yang mungkin tepat disebut sebagai cucu-cucu saya. Mereka begitu antusiasme mengikuti proses perjalanan budaya yang membentuk karakter bangsa ini. Mulai besok pagi akan ada rangkaian lomba dalang anak dalam rangka menjaga kelestarian budaya ditandai generasi muda mulai tumbuh," kata Tumiyono.

Baca juga: ANRI rayakan Sumpah Pemuda tularkan nilai Soekarno lewat wayang kulit

Baca juga: Museum Macan tampilkan pertunjukan perdana wayang eksperimental

Baca juga: Pepadi gelar Gebyar Hari Wayang Nasional 2023 dengan berbagai acara

Baca juga: Pepadi optimistis kesenian wayang tidak akan ketinggalan zaman

Pewarta: Ahmad Faishal Adnan
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023