Acara ini disuguhkan dengan penyajian berbeda dari tahun sebelumnya
Jakarta (ANTARA) - Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) menyiapkan pagelaran Gebyar Hari Wayang Nasional 2023 yang diperingati pada 5 November 2023 mendatang dengan berbagai acara perwayangan.   

"Acara ini dilakukan untuk meneguhkan Indonesia sebagai rumah wayang yang telah diakui dunia," kata Sekretaris Jenderal Pepadi Radiyo dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.

Radiyo menyebutkan rentetan acara diawali dengan Panggung Wayang Nusantara yang digelar tanggal 1 November 2023 mendatang di Auditorium TVRI Jakarta. Kemudian, acara dilanjutkan dengan Festival Dalang Anak Nasional pada tanggal 2-4 November 2023 di Gedung Pewayangan Kautaman, Jakarta.

Festival Dalang Anak Nasional, kata dia, kembali dilaksanakan pada tahun ini karena acara tersebut telah menghasilkan 526 orang dalang, yang beberapa di antaranya telah berkarir menjadi dalang profesional.

"Pada Festival Dalang Anak Nasional tahun ini akan menampilkan 234 dalang anak terbaik, hasil seleksi dari 179 kabupaten/kota di Indonesia," ujarnya.

Lebih lanjut, Radiyo menyebutkan acara akan disambung dengan Pagelaran Wayang Milenial pada tanggal 5 November 2023, dan puncaknya pada 7 November 2023 Pepadi bersama Sekretariat Nasional Wayang Indonesia (Senawangi) akan berkolaborasi untuk menyelenggarakan pagelaran dua dalang (kulit dan golek) dalam satu panggung.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Panitia Gebyar Hari Wayang Nasional Kabul Budiono menyebutkan acara ini bakal disuguhkan dengan penyajian yang berbeda dari tahun sebelumnya.

"Seperti penggambaran hutan melalui layar LED, untuk mengembangkan kreativitas para seniman dan dalang, sehingga wayang tetap tradisional namun juga menerapkan metode baru untuk menarik minat generasi milenial," ucap Kabul.

Kabul menilai adanya acara ini dapat menjadi salah satu upaya penyejuk suasana dari panasnya suasana politik, karena salah satu wayang yang dipertunjukkan menggambarkan bagaimana upaya mempertahankan Nusantara meskipun diterpa berbagai cobaan.

Senada dengan hal tersebut, Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi Hilmar Farid telah mengatakan pengembangan seni tradisi seperti wayang dalam bentuk baru bukanlah akhir dari seni klasik, sebab tradisi tetap akan menjadi sumber.

"Apakah menjadi akhir dari seni klasik? Tidak. Di Jepang, seni klasik tetap ada, dan tetap ada penontonnya, karena menjadi sumber," kata Hilmar (7/8).

Namun, ia mengakui, seni tradisi, termasuk wayang saat ini harus bersaing ketat di tengah perkembangan teknologi yang melahirkan berbagai hiburan baru bagi generasi muda.

Oleh karena itu, Hilmar mengatakan perlunya menyambungkan seni tradisi agar diterima dan diminati generasi muda, sebab bukan hanya aspek seni pertunjukannya, melainkan juga bagaimana menjadi laku hidup.

Baca juga: Pepadi optimistis kesenian wayang tidak akan ketinggalan zaman

Baca juga: Pepadi Banyumas-Korem gelar festival dalang anak tanamkan cinta budaya

Baca juga: Pepadi Banyumas jaring bakat dalang bocah-muda melalui festival

Pewarta: Sean Muhamad
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023