Menurut laporan organisasi tersebut, budi daya opium di negara yang pernah menjadi produsen opium terbesar di dunia itu turun dari 233.000 hektare menjadi hanya 10.800 hektare pada 2023, yang mengakibatkan penurunan pasokan opium sebesar 95 persen, dari 6.200 ton pada 2022 menjadi 333 ton pada 2023.
Pendapatan petani dari penjualan hasil panen opium pun turun lebih dari 1 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.771), menurut laporan tersebut.
Banyak petani beralih ke budi daya gandum, dengan peningkatan keseluruhan seluas 160.000 hektare untuk lahan budi daya serealia di provinsi Farah, Helmand, Kandahar, dan Nangarhar, papar laporan itu.
Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023