Jakarta (ANTARA) - Merampungkan acara reality show adaptasi serial drama Netflix “Squid Game” rupanya tidak luput dari berbagai tantangan, termasuk bagaimana caranya “menembak” para kontestan yang tereliminasi tanpa mengancam nyawa mereka, demikian menurut produser acara tersebut.

“Squid Game: The Challenge” akan menghadirkan 456 kontestan dari berbagai negara yang memperebutkan hadiah uang dengan jumlah besar, sama seperti yang ditampilkan dalam drama fiksi asal Korea Selatan yang ditonton 142 juta pelanggan dan mencatatkan total waktu penayangan 1,65 miliar jam hanya dalam 28 hari setelah rilisnya pada 2021 itu.

“Ini adalah suatu proyek yang sangat tidak biasa,” kata Stephen Lambert dari Studio Lambert yang memproduksi acara tersebut kepada Radio Times, dilansir dari The Guardian, Selasa.

Baca juga: "Squid Game: The Challenge" dijadwalkan tayang perdana pada November

Baca juga: Aktor "Squid Game" Oh Young Soo didakwa atas tindak pelecehan

Meski demikian, reality show tersebut memberikan kesempatan unik untuk mewujudkan permainan-permainan yang ada pada “Squid Game” menjadi nyata, walaupun tantangannya juga tidak sedikit, kata dia.

Salah satu permainan yang ada dalam serial “Squid Game” adalah “Red Light, Green Light”, di mana kontestan ditembaki sampai mati apabila mereka bergerak ketika sebuah boneka raksasa memalingkan kepalanya ke belakang dan berhenti mendendangkan lagu.

“Sudah menjadi kesepakatan bersama dari awal kalau membunuh kontestan bukanlah gagasan yang bagus,” kata Lambert seraya bercanda.

Para produser sampai harus berpikir keras bagaimana “menembak” para kontestan yang gugur dalam permainan, mengingat sensitifnya hal tersebut di tengah banyaknya kasus penembakan di sekolah AS serta perang yang berkecamuk di Ukraina dan Palestina.

“Akhirnya diputuskan bahwa cairan pada squib (petasan kecil) pada pakaian peserta yang akan meletup saat mereka tereliminasi harus berwarna hitam, bukan merah,” ucapnya.

Selain pada cara mengeliminasi kontestan, permainan yang akan ada di “Squid Game: The Challenge” kurang lebih akan sama dengan serial aslinya, bahkan hingga jumlah peserta dan hadiah yang ditawarkan.

“Kami berpikir di awal bahwa Netflix tidak mungkin meminta kami mencari 456 kontestan, tapi ternyata begitulah yang mereka minta,” kata Lambert.

Lambert juga mengaku kaget saat Netflix meminta supaya hadiah yang ditawarkan dalam acara itu mencapai 4,56 juta dolar AS (Rp713,6 miliar) – setara dengan 10 ribu dolar AS (Rp156,5 juta) per pemain – sehingga membuatnya jadi reality show dengan hadiah tunggal terbesar.

“Hadiah sebesar itu adalah solusi terhadap bagaimana mengadopsi sebuah drama di mana para pemainnya ditembaki ketika mereka tidak bisa ditembaki di dunia nyata,” ujarnya.

Awal tahun ini, Netflix memastikan bahwa kabar peserta acara yang cedera dalam proses syuting reality show itu tidak benar, menyusul adanya seorang kontestan yang tidak disebutkan namanya menyebut sejumlah peserta harus menjalani perawatan medis karena paparan suhu dingin saat syuting.

Baca juga: Timbul kontroversi di Bandara Incheon, produser Squid Game minta maaf

Baca juga: Agensi bantah Lee Jung Jae terlibat proses "casting" Squid Game 2

Baca juga: Jo Yu Ri dan Park Gyu Young dikabarkan akan gabung di Squid Game 2


Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023