Depok (ANTARA) - Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan program pengabdian masyarakat dengan memberdayakan lansia melalui inovasi aplikasi Lantera (lansia sejahtera)

"Pengabdian masyarakat ini juga memanfaatkan aplikasi Lantera yang merupakan hasil inovasi dari Sakubi Teknologi Indonesia perusahaan binaan UI," kata Ketua Tim Pengabdian Masyarakat FIA UI Drs Kusnar Budi di Kampus UI Depok, Rabu.

Lantera merupakan aplikasi deteksi dini kesehatan lansia yang mengoptimalkan kontribusi kader posyandu sebagai bagian dari masyarakat peduli lansia.

Baca juga: Sejumlah lansia ikut ujian nasional di Depok

Sehingga, pemanfaatan aplikasi ini dapat membantu memantau populasi dan kondisi kesehatan lansia yang tersebar di Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Kota Depok.

Kelurahan Sukamaju Baru dipilih sebagai lokasi tujuan pengabdian masyarakat, karena jumlah tenaga kesehatan yang ada tidak cukup untuk melayani populasi lansia yang besar.

Berdasarkan data Puskesmas Sukamaju Baru, saat ini terdapat sekitar 2.500 hingga 3.000 lansia yang tersebar di 15 Rukun Warga (RW). Sementara itu, jumlah staf di puskesmas Sukamaju Baru yang bertugas melakukan pelayanan kepada masyarakat setiap harinya hanya 26 orang.

Oleh karena itu, puskesmas membutuhkan bantuan tambahan untuk melakukan pemetaan kesehatan ke rumah-rumah lansia.

Kusnar Budi mengatakan sebagai wujud pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, selain melaksanakan pengajaran, pihaknya juga diamanatkan untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat.

Atas kepedulian FIA UI terhadap lansia, terbentuklah aplikasi Lantera yang artinya lansia sejahtera.

Pelatihan yang diberikan mencakup pelatihan operator klinik kesehatan berjalan (OKKB) dan pelatihan penggunaan sistem informasi monitoring lansia.

Pelatihan di hari pertama diisi dengan penyampaian modul pelatihan OKKB oleh Susilawati Sastrahadi, S.KM., M.KM.

Melalui pelatihan ini, kader puskesmas mendapatkan pengetahuan dan keterampilan komunikasi interpersonal yang baik untuk melayani kelompok lansia.

Materinya mencakup tujuan komunikasi, bagaimana melakukan persiapan berkomunikasi, manfaat komunikasi, hingga kunci komunikasi yang efektif.

Selain itu, para kader juga mendapatkan pelatihan skrining kesehatan supaya dapat mempraktikkan cara penggunaan alat-alat kesehatan dengan baik, seperti timbangan berat badan, tensimeter, glukometer, pulse oximeter, dan termometer.

Baca juga: SIL Universitas Indonesia berdayakan lansia untuk siaga hadapi bencana

Baca juga: Kepala CAS UI : Lansia perlu mendapat edukasi mitigasi bencana


"Pelatihan ini adalah bagian dari sesuatu yang mungkin nantinya ibu-ibu kader bisa terapkan di masyarakat, yaitu peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengenai bagaimana cara mengetahui dan mendeteksi diri terkait masalah-masalah atau isu yang terjadi pada lansia," kata Susilawati.

Di hari selanjutnya, pelatihan berfokus pada penggunaan aplikasi Lantera yang dipimpin oleh Nisa Ismundari Wildan, A.Md. AKP.

Nisa menjelaskan bahwa Sistem Informasi Monitoring Kesehatan Lansia ini diciptakan dengan tujuan membantu para lansia agar kesehatan mereka dapat terus dipantau oleh puskesmas, sehingga masalah kesehatan tidak berlanjut menjadi lebih serius dan memerlukan biaya yang besar.

Sementara itu, Wahyu Nofiantoro, SSos, MSi., salah satu pengembang Lantera menekankan bahwa aplikasi ini dirancang untuk menciptakan interaksi yang lebih rutin antara lansia dan kader puskesmas, sehingga para lansia tidak merasa kesepian.

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023