Ada sementara itu kelihatannya (perusahaan, red.) luar juga,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya mengindikasikan keterlibatan perusahaan asing dalam peristiwa kebakaran hutan dan lahan di Indonesia.

"Ada sementara itu kelihatannya (perusahaan, red.) luar juga," kata Balthasar di kompleks Istana, Jakarta, Jumat malam, saat ditanya mengenai kabar adanya keterlibatan perusahaan asing sebagai penyebab kebakaran di lahan tersebut.

Ia mengatakan bahwa penyelidikan sedang terus dilakukan dan untuk sementara laporan dari petugas Kementerian Lingkungan Hidup di lapangan mengindikasikan keterlibatan delapan perusahaan.

Namun, dia menolak untuk menyebutkan lebih jauh nama dan asal perusahaan-perusahaan dimaksud.

"Nanti kita lihat," katanya.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan bahwa pemerintah Indonesia telah mengupayakan tindakan optimal untuk menghentikan penyebaran kabut asap ke wilayah Singapura.

Marty mengatakan bahwa Pemerintah telah berkoordinasi dan memberikan penjelasan kepada pemerintah Singapura agar masalah yang mengakibatkan gangguan lingkungan itu dapat terselesaikan.

Untuk menyelesaikan masalah tersebut, pemerintah kedua negara juga membuat forum pertemuan teknis yang melibatkan kementerian terkait untuk mengatasi masalah asap.

Sejak Senin (17/6), sebagian wilayah Indonesia dan Singapura diselimuti kabut asap atau campuran asap dan kabut akibat polusi kebakaran hutan di kawasan Riau, Pulau Sumatera.

Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jumat, menyatakan asap semakin tebal bercampur dengan udara di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, terutama pada pagi hari.

Berdasarkan data dari 019 satelit yang memantau perkembangan kebakaran hutan di beberapa kawasan di Riau, diperoleh informasi jumlah titik api belum mengalami penurunan yang signifikan.

Pada hari Jumat siang, jumlah titik api mencapai 131 titik sehingga kondisi udara sulit normal kembali.
(M041*G003/D007)

Pewarta: M. Arif Iskandar dan G.N.C. Aryani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013