Saat ini telah terjadi peningkatan prevalensi infertilitas secara bermakna yakni sekitar 70 juta pasutri, dengan 40-70 persen disebabkan oleh faktor laki-laki
Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Bidang Ilmu Biologi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Dr Silvia Werdhy Lestari menemukan teknik modifikasi seleksi sperma dalam Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB) untuk meningkatkan angka keberhasilan kehamilan.

"Saat ini telah terjadi peningkatan prevalensi infertilitas secara bermakna yakni sekitar 70 juta pasutri, dengan 40-70 persen disebabkan oleh faktor laki-laki," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Silvia menyebutkan sejumlah metode TRB seperti Inseminasi Intrauterin (IIU), serta Fertilisasi in Vitro (FIV), telah terbukti dapat meningkatkan kemungkinan mengatasi infertilitas terkait dengan kualitas sperma. Namun tingkat keberhasilan TRB sangat bervariasi.

Salah satu faktor penentu  keberhasilan TRB, lanjut dia, adalah seleksi sperma atau biasa disebut preparasi sperma. Menurutnya, terdapat berbagai teknik seleksi sperma, seperti Swim Ip (SU), Density Gradient Centrifugation (DGC), atau kombinasi, dengan berbagai kecepatan dan periode sentrifugasi.

Baca juga: Pakar: Daun semanggi air mampu perbaiki kualitas sperma

Akan tetapi, sambungnya, prosedur pada seleksi sperma ini juga dapat merusak sperma terkait sentrifugasi dan pemipetan berulang, sehingga hasil akhir metode seleksi sperma terkadang tidak sesuai harapan dan dapat menyebabkan kegagalan TRB.

"Oleh karena itu diperlukan adanya inovasi atau temuan aplikasi hasil penelitian baru berupa modifikasi seleksi sperma pada TRB serta perbaikan kualitas sperma terlebih dahulu sebelum dilakukan metode TRB," ujarnya.

Untuk itu Silvia bersama timnya membuat inovasi berupa modifikasi teknik pada preparasi sperma, yakni kecepatan dan periode atau jangka waktu tertentu pada sentrifugasi yang sesuai dengan kondisi kualitas sperma saat pengeluaran. Hal ini untuk mendapatkan panen sperma yang lebih berkualitas sehingga dapat digunakan pada TRB IIU.

"Selanjutnya, kami juga memodifikasi metode seleksi kualitas sperma berupa kombinasi antara jumlah sperma motil dengan Indeks Fragmentasi DNA (IFD), yang bertujuan memperoleh sperma yang optimal untuk digunakan pada tiap jenis program hamil (promil). Baik pada promil alami, IIU, FIV, atau bayi tabung," ucapnya.

Baca juga: Dokter ingatkan tes kesuburan juga perlu dilakukan pada suami

Pada modifikasi metode seleksi kualitas sperma ini, ia dan tim melibatkan parameter sperma berupa jumlah sperma motil, IFD sperma, serta kombinasi antara jumlah sperma motil dengan IFD.

"Telah terbukti dengan modifikasi metode seleksi kualitas sperma ini dapat meningkatkan keberhasilan kehamilan," tambahnya.

Selanjutnya ia dan tim akan tetap melakukan penelitian yang berfokus pada kesehatan reproduksi laki-laki, modifikasi seleksi sperma tingkat seluler atau molekuler, peningkatan perolehan sperma dari testis, peningkatan kualitas embrio dari sisi sperma, dan pengembangan sel punca sperma.

"Semua ini semata-mata untuk menciptakan sumber daya manusia laki-laki yang sehat, sehingga siap menyongsong program jangka panjang pemerintah yakni Indonesia Emas 2045," tutur Prof Dr Silvia Werdhy Lestari.

Baca juga: Guru Besar FKUI paparkan peran AI dalam tata laksana penyakit prostat

 

Pewarta: Sean Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023