Bogor (ANTARA) - Organisasi nirlaba internasional Marine Stewardship Council (MSC) menambah pendanaan Ocean Stewardship Fund (OSF) atau dana pengelolaan laut untuk perbaikan perikanan rajungan wilayah Jawa Timur.

Direktur Program MSC Indonesia Hirmen Sofyanto dalam keterangan resminya yang diterima di Bogor, Senin, menjelaskan, melihat perkembangan kemajuan perbaikan perikanan rajungan di Jawa Timur, Asosiasi Pengelolaan Perikanan Rajungan Indonesia (APRI) mendapatkan dukungan tambahan OSF pada Oktober 2023.

Ia mengungkapkan, APRI mendapatkan pendanaan tambahan setelah memenuhi aplikasi dan pemenuhan persyaratan.

"OSF memanfaatkan 5 persen royalti tahunannya dari penjualan seafood berkelanjutan berlabel MSC untuk mempercepat perkembangan keberlanjutan perikanan di seluruh dunia," kata Hirmen.

Menurut dia, cakupan dan jangkauan dana tahun ini pun berkembang, dengan adanya dukungan donasi pihak ketiga.

Hirmen menyebutkan, di tengah kekhawatiran global tentang menurunnya keanekaragaman hayati laut, hibah tambahan ini akan berfokus pada perbaikan dalam memulihkan stok rajungan dan mengumpulkan data untuk penilaian stok.

Kemudian, juga meningkatkan penggunaan alat tangkap yang mengurangi tangkapan sampingan dan mekanisme penanganan spesies rentan.

"Selain itu, perbaikan yang diharapkan juga mencakup perbaikan penilaian pengelolaan perikanan di tingkat lokal dan nasional. Perikanan ini ditargetkan akan memasuki penilaian penuh sertifikasi MSC pada bulan Desember tahun 2024," paparnya.

Sejak tahun 2020 enam proyek perbaikan perikanan dan tiga mahasiswa pascasarjana dari Indonesia berhasil mendapatkan pendanaan OSF. Empat proyek perbaikan perikanan yang telah bergerak menuju keberlanjutan dan memenuhi syarat pendanaan OSF akan menggunakan dana sesuai dengan fokus perbaikan masing-masing.

Tidak hanya oleh industri, penerima OSF juga berasal dari NGO, yaitu Rekam Nusantara dalam proyek pengembalian stok ikan kakap dan kerapu di Sumbawa dan Yayasan WWF Indonesia untuk pengelolaan stok kepiting bakau di area konservasi pesisir di Kei.

Sedangkan dari industri PT Cassanatama Naturindo untuk pemberdayaan nelayan udang di Demak dan PT Sekar Laut Tbk dalam proyek penguatan ketertelusuran dan pendataan udang di Kotabaru.

Hirmen mengungkapkan, keempatnya sudah menjalankan perbaikan perikanan dan masuk dalam kategori In-Transmition to MSC atau ITM yang menunjukkan kematangan dalam proyeknya menuju MSC.

Perbaikan perikanan kakap kerapu di Sumbawa dan kepiting bakau di Kei merupakan bagian dari MSC sejak 2019 dalam proyek Fish for Good yang berakhir 2021 silam, sehingga dengan pendanaan OSF upaya menuju keberlanjutan ini kembali mendapat dukungan insentif dari MSC.

Perbaikan perikanan merupakan upaya bersama untuk mewujudkan berkelanjutan dan MSC memberikan dukungan baik dari pengembangan kapasitas terhadap standar berkelanjutan, dorongan bagi pemangku kebijakan serta pendanaan termasuk melalui proyek Fish for Good dan OSF.

"Apreasiasi kami berikan pada seluruh penerima OSF atas inisiatifnya dalam seleksi ini secara mandiri, mari kita terus bekerja bersama demi perikanan Indonesia yang terjaga kelestariannya," ujar Hirmen.

Selain perikanan, satu mahasiswa pascasarjana dari IPB University mendapatkan pendanaan untuk mendorong penelitiannya mengenai pengembangan inovasi metode analisas DNA untuk memprediksi umur kepiting rajungan di Indonesia.

Tidak hanya bermanfaat bagi studinya, penelitian juga diharapkan akan memperkaya analisa ilmiah proyek perbaikan perikanan yang berkaitan.

Sejak diluncurkannya Ocean Stewardship Fund pada 2019, dana tersebut telah mengeluarkan 106 hibah di 30 negara dengan 40 persen di negara dengan ekonomi berkembang.(KR-MFS)

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023