Montevideo (ANTARA News) - Banjir akibat luapan air Sungai Parana, yang menjadi batas Paraguay dengan Argentina dan Brazil, telah memaksa 800 warga mengungsi, kata pihak berwenang pada Rabu (26/6).

Kemungkinan terus naiknya air Sungai Parana membuat pemerintah mengumumkan keadaan darurat, kata penjabat Presiden Paraguay Federico Franco.

"Kami akan mempertimbangkan aksi lebih cepat, sebab air Sungai Parana diperkirakan akan terus naik," kata Franco kepada wartawan di Ibu Kota Paraguay, Asunction.

"Kami memiliki keterangan (air sungai) ini dapat terus naik dan jika ini bertambah buruk, kami akan mengumumkan kondisi darurat," kata Franco, demikian laporan Xinhua.

Banjir dapat mempengaruhi 2.000 rumah tinggal selama beberapa hari mendatang, kata Rafael Valdez, pemimpin Sekretariat Nasional (SEN) di Paraguay, kepada stasiun radio setempat.

SEN telah memasok dan makanan kepada keluarga yang terpengaruh di Negara Bagian Alto Parana di bagian timur negeri itu, kata Valdez.

Ia menambahkan, SEN berencana mendirikan pangkalan operasi di daerah yang paling parah dilanda banjir, Ayolas --yang terletak 330 kilometer di sebelah tenggara Asuncion.

Hujan diramalkan dapat membuat air Sungai Parana mencapai tingkat tinggi pada Kamis di daerah Ayolas jadi 6,2 meter, sehingga melampaui 5,89 meter yang dicapainya pada 2009, dan meningkatkan aliran sungai tersebut jadi 39.000 meter kubik per detik sampai saat itu.


Penerjemah: Chaidar Abdullah

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013