Di dalam keluarga, kita dibentuk sebagai pribadi, sebagai manusia..."
Kendari (ANTARA News) - Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap tanggal 29 Juni, segenap bangsa Indonesia memperingati puncak Hari Keluarga tingkat nasional.

Gegap gempita rangkaian Hari Keluarga tingkat nasional tahun 2013 dipusatkan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

Puncak peringatan dihadiri langsung oleh Wakil Presiden (Wapres) Boediono dan Ibu Herawati Boediono serta sejumlah menteri di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB 2).

Dalam acara tersebut Wapres mengatakan bahwa peringatan hari keluarga mengingatkan semua komponen bangsa akan peran sentral keluarga dalam kehidupan sebagai pribadi, sebagai anggota keluarga, dan sebagai warga bangsa.

"Di dalam keluarga, kita masing-masing lahir dan tumbuh. Di dalam keluarga, kita dibentuk sebagai pribadi, sebagai manusia," katanya.

Keluarga, tambah Wapres, adalah tempat berseminya kasih sayang, saling asih, saling asah, saling asuh serta sikap dan perilaku saling menghormati.

"Singkatnya tempat tumbuhnya nilai-nilai luhur kemanusiaan," katanya.

Di dalam keluarga, tambah Boediono, kualitas manusia yang merupakan warga suatu bangsa dibentuk.

"Keluarga menentukan kualitas bangsa. Dan kita tahu dari sejarah bangsa-bangsa bahwa kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas manusianya. Jadi betapa pentingnya kualitas keluarga dalam menentukan kemajuan bangsa," katanya.

Namun demikian, Wapres mengakui bahwa pada kenyataannya masih sering ditemukan berbagai permasalahan yang menghambat kehidupan keluarga yang berkualitas di tanah air.

"Jeratan kemiskinan, ketiadaan akses pada layanan kesehatan dan pendidikan, ketidakharmonisan kehidupan keluarga dan lain-lain masih banyak kita jumpai di negara kita," katanya.

Apabila suatu bangsa ingin maju, kata dia, maka seluruh komponen bangsa harus bersama-sama meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kehidupan keluarga.

"Banyak segi kehidupan keluarga yang harus kita tangani secara sinkron agar hasilnya maksimal bagi keluarga," katanya.

Wapres juga mengatakan dirinya sangat mendukung tema yang diangkat pada peringatan hari keluarga ke-20 di Kendari yakni "Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera".

"Marilah sasaran ini kita jadikan sebagai wahana koordinasi kegiatan-kegiatan kita masing-masing di lapangan. Masing-masing kita menekuni bidang kegiatan kita, tapi kita selalu berkoordinasi untuk mencapai sasaran bersama," pesan Wapres.

Kunci keberhasilan yang ingin dicapai, kata dia, adalah bagaimana membuat Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera diterima masyarakat sebagai norma, sebagai standar, dapat membangkitkan niat dan motivasi masing-masing keluarga sasaran.

Untuk itu, dia berharap semua pihak dapat berkontribusi dan ikut memfasilitasi sasaran bersama yang mendasar tersebut.

Wapres juga menambahkan peran penting dari program keluarga berencana yang menurutnya harus dijadikan ujung tombak dan simpul koordinasi sehingga pelaksanaannya harus benar-benar ditingkatkan.

"Berbagai kegiatan keluarga berencana yang dilakukan sekarang ini harus makin diintensifkan dan dilaksanakan dengan koordinasi yang lebih erat dengan kegiatan instansi-instansi lain, dan dengan kelompok-kelompok penggiat masyarakat yang terkait," katanya.

Dia menambahkan, revitalisasi program keluarga berencana mutlak harus dilakukan untuk menghadapi tantangan besar yang menghadang bangsa.

"Saya mengajak pimpinan Pemerintah Daerah untuk memberikan perhatian penuh, untuk membangkitkan kembali pelaksanaan program keluarga berencana dan untuk memobilisasi lebih intensif dan lebih efektif kader-kader dan penggiat-penggiat program kependudukan dan keluarga berencana yang ada di daerah masing-masing," katanya.

Pemerintah Pusat, melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan instansi-instansi pusat lainnya kata Wapres akan mendukung dan memfasilitasi upaya-upaya daerah itu.

"Saya juga minta agar BKKBN lebih intensif bekerjasama dengan gerakan PKK dan organisasi-organisasi kemasyarakatan akar rumput dalam melaksanakan program-programnya," katanya.

Apabila hal tersebut kita lakukan, kata dia, maka sasaran untuk meningkatkan kualitas keluarga Indonesia, untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia dan akhirnya untuk memajukan Indonesia akan tercapai.

Keluarga Berkualitas

Sementara itu, Kepala BKKBN Fasli Jalal mengatakan keluarga berkualitas yang memiliki ketahanan internal yang baik akan dapat berpengaruh positif bagi lingkungan sekitarnya.

Bekal menciptakan keluarga yang berkualitas, tambah Fasli dimulai dari pendidikan yang baik, pengetahuan reproduksi, perencanaan keluarga kecil yang baik, dan lain sebagainya.

"Keluarga yang berkualitas akan melahirkan generasi emas yang dapat menjadi generasi penerus bangsa yang tangguh," katanya.

Fasli menyoroti masih banyaknya kasus yang terjadi di masyarakat yang bisa berpengaruh negatif pada program pembentukan keluarga yang berkualitas.

"Kejadian yang timbul acapkali memprihatinkan, penyalahgunaan narkoba, tingginya HIV/AIDS, ketidakharmonisan dalam keluarga, seks bebas, hingga pembunuhan antar anggota keluarga," katanya.

Semuanya, kata Fasli merupakan fenomena yang timbul dalam masyarakat yang bisa disebabkan oleh tingginya jumlah penduduk.

"Tingginya jumlah penduduk tentu mempengaruhi kualitas pendidikan, ketahanan pangan, ketersediaan lapangan pekerjaan, kesejahteraan masyarakat, dan lain sebagainya," katanya.

Untuk itu, pemerintah pusat melalui BKKBN tambah dia terus menggalakkan program KB guna menekan laju pertumbuhan penduduk.

Oleh Wuryanti Puspitasari
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013