Petani biasanya tanam setahun dua kali, kini mereka mencoba tiga kali karena hujan masih turun...
Indramayu (ANTARA News) - Hama sundep merusak ratusan hektare sawah baru tanam milik petani di Pantai Utara Jawa (Pantura) Kabupaten Indramayu sehingga mereka terpaksa menanam ulang.

Rastim, salah seorang petani asal Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, kepada wartawan di Indramayu, Minggu mengatakan, ratusan hektare sawah milik petani desa setempat hancur akibat serangan hama sundep, terpaksa petani mengulang tanaman padi mereka.

Kondisi cuaca tidak menentu menjadi penyebab utama serangan hama sundep tersebut, kata dia, sehingga petani teramcam gagal panen, karena sebagian di antara mereka menerlantarkan sawahnya akibat kekuarangan modal untuk tanam.

"Petani biasanya tanam setahun dua kali, kini mereka mencoba tiga kali karena hujan masih turun, ternyata diserang sundep,"katanya.

Sementara itu Usman salah seorang petani desa lain mengaku, hama sundep menyerang ratusan sawah di Pantura Kabupaten Indramayu, bahkan hingga ke daerah Subang.

Karena faktor cuaca yang sering berubah-ubah, kemarau-hujan masih terus terjadi, tanaman padi usia sekitar satu bulan tidak mampu bertahan akibat serangan hama sundep, sehingga mereka tanam ulang. Apalagi petani sering memaksakan menanam padi lebih dari biasanya.

Kepala Seksi Kelembagaan dan Pengembangan Badan Ketahan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Indramayu, Ir Anang kepada wartawan mengaku, serangan hama sundep dan wereng coklat di daerah Indramayu cukup rawan.

"Musim tanam padi tahun ini maksimal karena hujan di pantura tidak berhenti, namun kendalanya serangan berbagai hama seperti, sundep, wereng coklat dan kupu-kupu, juga tikus, meski ada sebagaian daerah mampu mengatasinya namun di Indramayu bagian barat berbatasan dengan kabupaten Subang hanya sebagian sawah mereka yang dapat diselamatkan," katanya.

Dia menambahkan, sebaiknya petani di daerah Pantura Indramayu dapat mengembangkan tanaman lain yang lebih menguntungkan mereka, seperti yang kelompok tani sayuran dataran rendah yang mampu menjual hasil panen sayuran ke luar daerah, bahkan mengekspornya.

Pewarta: Enjang Solihin
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013