Jakarta (ANTARA) - DPR RI mengangkat tiga isu, yaitu multilateralisme, pemulihan yang inklusif, dan transformasi digital dalam pertemuan ke-9 MIKTA Speakers' Consultation di Jakarta, Senin (20/11), yang mempertemukan ketua DPR dari Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia.

Dalam pertemuan ke-9 ketua DPR negara anggota MIKTA, Ketua DPR RI Puan Maharani memimpin rangkaian forum konsultasi tersebut, mengingat DPR RI pada tahun ini bertindak sebagai tuan rumah pertemuan tahunan itu.

“Tiga area yang menjadi prioritas selama keketuaan Indonesia pada forum MIKTA adalah memperkuat multilateralisme, pemulihan inklusif, dan transformasi digital. Hal-hal tersebut yang menjadi pembahasan prioritas bagi DPR RI dalam forum konsultasi parlemen MIKTA ini,” kata Puan Maharani di Jakarta, Sabtu.

Puan mengatakan rangkaian pertemuan itu pun terbagi dalam tiga sesi, yang masing-masing menyoroti tiga tema berbeda. Dalam sesi pertama, ketua DPR dari negara-negara MIKTA membahas tata kelola global pemerintahan dan bagaimana parlemen bertindak, kemudian sesi kedua mendalami komitmen negara-negara terhadap perubahan iklim. Terakhir dalam sesi ketiga, Puan memimpin diskusi yang menyoroti lebih dalam peran generasi muda.

Ketua DPR RI menyebut para ketua DPR negara anggota MIKTA juga akan bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo di Istana Merdeka. Para ketua DPR itu nantinya dijadwalkan berkeliling Gedung MPR/DPR RI.

Baca juga: RI dorong MIKTA jadi kekuatan positif di tengah polarisasi global

Dalam kesempatan terpisah, Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Gilang Dhielafararez menjelaskan tiga isu yang diangkat DPR RI itu terangkum dalam tema utama the 9th MIKTA Speakers’ Consultation, yaitu Strengthening Multilateralism, Addressing Intergenerational Challenges (Memperkuat Multilateralisme, Mengatasi Tantangan Antar-Generasi).

Gilang mengatakan tantangan antargenerasi patut menjadi perhatian karena berbagai persoalan yang dihadapi saat ini turut memengaruhi kehidupan generasi berikutnya. Oleh karena itu, berbagai aktivitas yang dilakukan perlu melewati pertimbangan atas dampak yang mungkin dialami generasi berikutnya.

“Upaya pemenuhan kebutuhan saat ini harus dilakukan tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan dasarnya,” kata anggota DPR RI itu.

Dalam pertemuan yang sama, sesi konsultasi ke-9 ketua DPR MIKTA juga akan menyoroti persoalan kecerdasan buatan (AI).

“Saat ini, AI (artificial intelligence) menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dan tentunya akan punya peran yang besar di masa depan. Namun, kemajuan teknologi juga memiliki dampak negatif yang harus bisa diantisipasi secara bersama,” kata Wakil Ketua BKSAP DPR RI itu.

Baca juga: Jokowi ajak pemimpin negara MIKTA kolaborasi hadapi tantangan global
Baca juga: Puan bicara soal arsitektur sistem internasional di forum MIKTA

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2023