Dili (ANTARA News) - Sekitar 250 prajurit Australia meninggalkan Timor Timur, Rabu, kata seorang jurubicara, dalam penarikan pertama pasukan penjaga perdamaian yang dikirim ke negara tersebut pada Mei untuk memulihkan ketenangan setelah kekerasan mematikan. Sekitar 3.200 prajurit perdamaian asing yang dipimpin Australia berpatroli di Dili, ibukota Timor Timur, sejak pertmpuran antar-kelompok meletus di jajaran pasukan keamanan dan kelompok-kelompok etnik mulai bertikai di jalan-jalan, dalam kekerasan yang menewaskan sedikitnya 21 orang. "Kapal HMAS Kanimbla pergi dan membawa 220 orang. Ada sekitar 30 orang lagi bila anda menambahkan detasemen militer di kapal itu, sehingga jumlahnya sekitar 250," kata jurubicara militer Australia Mayor James Baker kepada AFP. Penarikan itu dilakukan sehari setelah Perdana Menteri Australia John Howard melakukan kunjungan ke Dili dan mengatakan, Canberra akan menurunkan operasi penjaga perdamaiannya. Howard, yang bertemu dengan PM Timor Timur Jose Ramos-Horta dan Presiden Xanana Gusmao, mengatakan, satu dari dua kapal angkatan laut yang ditempatkan di perairan Timor Timur akan ditarik bersama sejumlah helikopter Black Hawk. Namun, Howard menyatakan, pasukan Australia akan berjumlah sedikitnya 2.000. Ramos-Horta yang terpilih sebagai PM Timor Timur belum lama ini berterima kasih kepada pemimpin Australia tersebut Selasa atas penempatan pasukan penjaga perdamaian di negaranya. "Pemerintah yang dipimpin John Howard menanggapi tanpa keraguan permintaan kami, dan terima kasih atas intervensi cepat itu, dan juga kepada negara-negara lain. Kehidupan di kota kami Dili mulai normal kembali," katanya. Ramos-Horta dilantik pekan lalu setelah kerusuhan politik beberapa bulan mengarah pada pengunduran diri PM Mari Alkatiri. Pemenang Hadiah Nobel itu mengatakan pekan lalu, ia yakin negaranya membutuhkan pasukan Australia sampai setidaknya akhir tahun ini.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006