Jakarta (ANTARA) -
Kementerian Agama (Kemenag) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyasar 20.277 desa di lima provinsi untuk penguatan Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU).

Lima provinsi itu yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, dan Banten
 
"GKMNU menargetkan 20.277 desa di lima provinsi dengan sasaran pembinaan mencapai 1.013.850 orang," kata Staf Khusus Menteri Agama Bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo di Jakarta, Kamis.
 
Wibowo merinci program GKMNU menjangkau 7.326 desa dengan 366.300 peserta di Jawa Timur, 6.402 desa dengan 320.100 peserta di Jawa Tengah, 437 desa dengan 21.850 peserta di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Baca juga: Menag ingin Gerakan Keluarga Maslahat NU dijalankan serentak November

Selain itu, GKMNU juga bergulir menjangkau 5.957 desa dengan 297.850 peserta di Jawa Barat dan 155 desa dengan 7.750 peserta di Banten.
 
"Tahap awal akan kita selesaikan secara simultan pada 2023. Untuk tahap selanjutnya, GKMNU akan bergulir di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua," kata Wibowo.
 
Selain dengan PBNU, Kemenag juga menjalin kolaborasi dengan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan Aisyiyah untuk program ketahanan keluarga.
 
Menurut dia, program GKMNU dan Gerakan Ketahanan Keluarga keduanya saling terhubung untuk menciptakan fondasi pembangunan masyarakat dan bangsa.

Baca juga: Menag tegaskan peran penting keluarga dalam membangun peradaban
 
"Jika keluarga tumbuh berkembang dengan baik, maka kondisi itu akan memberi dampak positif terhadap kehidupan kemasyarakatan dan kebangsaan," katanya.
 
Ia menjelaskan ada beragam kegiatan yang dilakukan dalam GKMNU, seperti bimbingan perkawinan dan bimbingan remaja usia sekolah (BRUS).
 
Menurut dia, pemahaman yang lebih baik di kalangan remaja dan pasangan calon pengantin terkait pernikahan diharapkan menjadi bekal mereka dalam membangun keluarga, termasuk menekan perkawinan anak.
 
Bimbingan remaja usia sekolah, kata dia, sangat strategis dalam memberikan pemahaman terkait pendidikan keluarga bagi kalangan remaja.

Baca juga: Program Keluarga Maslahat PBNU-Kemenag bergulir di 437 desa Yogyakarta
 
"Mungkin BRUS tampak sebagai sebuah upaya sederhana, namun dampaknya besar bagi pembangunan. Sebab, BRUS juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas keluarga sakinah," kata dia.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023