Ajang para gelandang

Pelatih Spanyol Jose Maria Lana kemungkinan memasang lagi formasi 4-3-3 yang sejauh ini efektif menciptakan keseimbangan antara pemain menyerang dan bertahan. Tiga gelandang yang dipasangnya efektif menjaga pertahanan tapi juga cepat membantu serangan.

Lana kemungkinan menempatkan lagi Pau Prim, Juan Hernandez dan Quim Junyent sebagai trio gelandang. Prim akan lebih ke kiri, Junyent ke kanan, sedangkan Hernandez menjadi jangkar di tengah.

Mereka akan bertarung melawan gelandang-gelandang Jerman yang berusaha naik menyerang, tapi juga akan siap menyokong trisula serangan yang mungkin akan terdiri dari Pablo Lopez di sayap kiri, Marc Guiu di tengah dan di Daniel Yanez di sayap kanan.

Untuk menopang pergerakan sayap-sayapnya dan sekaligus mengawal dua palang pintu, Pau Cubarsi dan Andreas Cuenca yang selama ini kokoh melindungi penjaga gawang Raul Jimenez, bek kiri Dani Munoz dan bek kanan Hector Fort bakal kembali dipasang sebagai starter.

Menghadapi tim ofensif seperti Spanyol, Jerman mutlak memiliki pertahanan solid, yang didukung lapangan tengah yang kuat.

Untuk itu pelatih Christian Wuck akan cenderung memasang kembali formasi 4-5-1 atau 4-2-3-1, untuk memberikan stabilitas di pertahanan dan menutup celah pertahanan sehingga tak bisa dieksploitasi Spanyol.

Formasi ini menuntut Wuck memiliki pemain-pemain kombatif yang ngotot memperebutkan bola, selain agresif dan cepat dalam bergerak.

Kualifikasi seperti itu dimiliki gelandang-gelandang seperti Robert Ramsak, Fayssal Harchaoui, Charles Herrmann, Noah Darvich, dan Paris Brunner.

Ramsak dan Harchaoui akan lebih ke tengah, untuk melapis pertahanan, sementara trio Charles Herrmann, Noah Darvich, dan Paris Brunner berorientasi ke depan.

Wuck juga kemungkinan masih akan mengandalkan dua bek sayap Maximilian Hennig dan Eric Da Silva Moreira untuk melapis pertahanan dan membantu serangan dari kedua sayap, begitu ada momen serangan.

Tapi kali ini, seperti dalam laga melawan Meksiko dan Amerika Serikat, keduanya mungkin bakal lebih sibuk menghalau serangan dari kedua sayap Spanyol.

Mereka akan lebih ketat mengapit Fin Jeltch dan David Odugu yang menjadi palang pintu untuk kiper Max Scmitt sehingga pertahanan terlindung lebih kuat lagi.

Dari catatan laga-laga sebelumnya dalam turnamen ini dan filosofi sepak bola yang dianut kedua tim, pertandingan ini bakal menjadi ajang adu kecerdikan dan kekuatan para gelandang yang sejauh ini berperan besar untuk gol-gol yang diciptakan kedua tim.

Meskipun bakal menjadi tim yang lebih menekan, Spanyol harus ekstra awas terhadap striker Max Moerstedt ​​​​​​yang sejauh ini sudah mencetak tiga gol untuk Jerman.

Sebaliknya, Jerman harus mencermati hidupnya semua lini permainan Spanyol, termasuk bek kanan Hector Frot yang bersama Quim Junyent dan pemain sayap Daniel Yanez, rajin meneror sektor kiri permainan lawan.

Spanyol juga memilik peneror di sektor tengah pertahanan lawan, pada diri Marc Guiu yang bersama Quim Junyent sudah mencetak dua gol.

Jerman bisa saja meniru Prancis kala semifinal Euro U-17 2023 ketika menaklukkan Spanyol 3-1 setelah memasang pola 4-3-3. Namun, pragmatisme Jerman cenderung membuat mereka memasang formasi yang berbeda dari Spanyol.

Ketidaksamaan itu sendiri bisa menjadi jaminan untuk hadirnya pertandingan seru tapi alot yang bukan tak mungkin ditentukan oleh adu penalti.

Pemenang pertandingan ini akan menghadapi pemenang laga Brazil melawan Argentina, dalam semifinal yang dimainkan di Stadion Manahan, Solo, pada 28 November.

Baca juga: Wueck nilai para pemain muda Jerman kesulitan dapat menit bermain
Baca juga: Pelatih Spanyol sebut tak ada kendala adaptasi meski baru main di JIS

Copyright © ANTARA 2023