Awalnya saya tak masuk hitungan, dan ketika mengetahui tak masuk hitungan, saya menangis. Tapi saya terus berusaha, sampai akhirnya terpilih juga
Titik balik

"Piala Dunia U-17 adalah titik balik bagi saya," kata Osimhen kepada Sportsmail pada April 2023.

Turnamen itulah awal orang mengenali talenta dan potensi bintang Osimhen, sementara Osimhen sendiri merasa Piala Dunia U-17 telah mengubah kehidupan pribadinya menjadi jauh lebih baik.

Beberapa bulan sebelum masuk timnas U-17 Nigeria, Osimhen adalah remaja yang hidup sengsara yang banting tulang membantu keluarganya yang miskin, sampai harus menjual air kemasan.

"Awalnya saya tak masuk hitungan, dan ketika mengetahui tak masuk hitungan, saya menangis. Tapi saya terus berusaha, sampai akhirnya terpilih juga," kenang Osimhen, tentang kisah dirinya masuk timnas U-17 Nigeria.

Pada Piala Dunia U-17 2015, dalam usia 17 tahun 10 bulan, Osimhen merebut Golden Booth karena mencetak gol terbanyak.

Dia selalu mencetak gol dalam tujuh laga yang dijalani Nigeria dalam Piala Dunia U-17 edisi itu. Jumlahnya, 10 gol.

Aksi fenomenal Osimhen itu menyempurnakan pencapaian Nigeria pada 2015 yang untuk kelima kalinya menjuarai Piala Dunia U-17. Sampai kini belum ada yang bisa menyamai pencapaian Nigeria itu.

Ketajaman Osimhen berlanjut. Dia mencetak 3 gol dari empat penampilan bersama Nigeria U-23. Sedangkan bersama timnas senior Nigeria sejak 2017, Osimhen telah mempersembahkan 20 gol dari 27 penampilan.

Sayang, dia gagal unjuk gigi dalam Piala Dunia Qatar 2022 setelah Nigeria kalah gol tandang dari Ghana saat berebut satu dari empat tiket Afrika untuk Piala Dunia. Namun, Osimhen tetap bersinar bersama Napoli.

Ada banyak atlet sepak bola seperti Osimhen yang menganggap Piala Dunia U-17 sebagai rahim untuk perubahan diri mereka sebagai superstar global, termasuk Cesc Fabregas, Toni Kroos, dan Phil Foden.

Calon-calon superstar yang tengah bertanding dalam Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia, juga sedang melalui momen yang bisa mengubah nasib hidupnya itu, termasuk duet Argentina, Claudio Echeverri dan Agustín Ruberto, yang masing-masing sudah mencetak lima gol.

Masih ada trio Mali (Ibrahim Diarra, Mahamoud Barry, Mamadou Doumbia), Joan Tincres dari Prancis, dan Max Moerstedt dari Jerman.

Juga, pemain-pemain yang tak mencetak gol tapi menjadi bagian penting timnya, termasuk Baye Coulibaly dari Mali yang disebut-sebut calon bek tengah terbaik di dunia suatu hari nanti.

Mereka tengah membuka jalan menuju kebintangan seperti sudah dijejak Osimhen delapan tahun silam.


Baca juga: Mali hadapi Prancis di semifinal Piala Dunia U-17
Baca juga: Solo nikmati rembesan ekonomi Piala Dunia U-17


Halaman berikut: Para bintang U-17 2023 yang tak akan melupakan Indonesia

Copyright © ANTARA 2023