Jakarta (ANTARA) - Muhammadiyah Tobacco Control Network (MTCN) menekankan bahwa kolaborasi antara pemerintah, swasta, individu, hingga organisasi masyarakat menjadi kunci untuk mengurangi penggunaan produk tembakau dalam menjaga isu kesehatan sebagai prioritas pembangunan nasional.

"Kesehatan harus menjadi fokus utama dalam upaya pembangunan nasional. Muhammadiyah sebagai organisasi terkemuka telah memberikan kontribusi nyata dalam menghadapi dampak negatif penggunaan produk tembakau," kata Ketua MTCN Roosita Meilani Dewi di Jakarta, Selasa.

Roosita mengatakan prevalensi perokok dewasa seperti yang disoroti oleh hasil Survei Tembakau Dewasa Global (GATS) pada 2011 dan 2021, angka perokok pasif yang mencapai 120 juta orang memerlukan perhatian serius.

Menurutnya, dampak kesehatan masyarakat, utamanya kepada generasi muda, menjadi tantangan serius. Paparan anak-anak pada produk tembakau tidak hanya beresiko menciptakan kebiasaan merokok sepanjang hidup.

"Tetapi berpotensi menyebabkan masalah pertumbuhan dan stunting pada anak-anak," kata dia.

Ia menyoroti upaya pemerintah yang menetapkan target untuk mengurangi prevalensi perokok anak pada RPJMN 2024, namun di saat yang bersamaan regulasi pengendalian tembakau masih menunggu penetapan RPP Kesehatan turunan UU Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023.

"Dalam proses penyusunan regulasi ini, perlu adanya dukungan dan kerja sama dari semua pihak," kata dia.

Baca juga: AMTI tolak aturan pengetatan rokok di RPP Kesehatan

Sementara itu, Ketua Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammadiyah Agus Syamsuddin mengatakan Muhammadiyah sangat peduli akan isu kesehatan, utamanya bahaya paparan rokok.

Untuk menekan anak muda dari paparan rokok, kata dia, Muhammadiyah memperkuat kawasan tanpa rokok di lembaga-lembaga yang berada di bawah naungan organisasi keagamaan Islam tersebut.

"Meski kontribusinya tidak terlalu signifikan, sekali tetapi itu yang harus kita lakukan secara terus-menerus," kata dia.

Baca juga: Lentera Anak: Aturan soal zat adiktif jadi harapan 80 juta anak bangsa

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023