keberadaan pohon ulin mengurangi pemanasan global
Banjarmasin (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan membangun pusat konservasi tanaman kayu ulin atau kayu besi yang diberi nama Borneo Zwageri Island di Pulau Rusa berada di Waduk Riam Kanan, Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar.
 
Pusat konservasi kayu khas Kalimantan tersebut itu diresmikan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalimantan Selatan Hj Raudatul Jannah mewakili Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor, Selasa.
 
Peresmian pusat konservasi yang berada di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam yang juga merupakan kawasan Geopark Pegunungan Maratus Nasional tersebut juga dihadiri Sekdaprov Kalsel Roy Rizali Anwar dan Kepala Dinas Kehutanan Kalsel Fathimatuzzahra.
 
Gubernur Kalsel dalam sambutan tertulis yang dibacakan Hj Raudatul menyampaikan bahwa pusat konservasi ini bukan hanya untuk penghijauan semata, tetapi juga melestarikan tanaman endemik asli Kalimantan yang sekarang mulai hampir punah.

Baca juga: BI tanam 2.000 bibit kayu ulin langka di Bontang
Baca juga: Kayu Ulin di Kalsel Terancam Punah
 
Menurut Gubernur, pohon ulin memang sangat baik untuk penghijauan jangka panjang.
 
Di samping menahan air dan tanah, menurut paman Birin sapaan akrab Gubernur Kalsel, pohon ulin memiliki daya cegah untuk menahan erosi maupun tanah longsor.
 
"Keberadaan pohon ulin mengurangi pemanasan global, serta menjaga iklim untuk tetap stabil," ucapnya.
 
Menurut dia, dengan kebersamaan semua pihak, Banua (Kalsel) akan meraih sukses dalam melakukan rehabilitasi hutan dan lahan, terutama dengan gerakan revolusi hijau yang telah terbukti mampu merehabilitasi hutan dan lahan yang sangat besar.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, luas lahan kritis di Kalimantan Selatan tahun 2013 lebih dari 642.580 hektare.
 
Namun setelah digalakkan Program Revolusi Hijau oleh Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor pada tahun 2017, luasan lahan kritis berkurang signifikan.
 
Ia mengatakan, data hingga tahun 2022, luas lahan kritis di Kalsel tinggal 458.478 hektare.
 
Dengan demikian, sejak tahun 2013 hingga tahun 2022, Kalsel mampu menurunkan lahan kritis hingga seluas 184.102 hektare.
 
"Gerakkan Revolusi Hijau terus ditingkatkan hingga lahan kritis di provinsi ini makin menipis," katanya.

Baca juga: Kapal nelayan di Sulawesi Barat diminta dibuat dari kayu ulin
Baca juga: Populasi Kayu Ulin Kalimantan Diambang Kepunahan

Pewarta: Sukarli
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023