Seoul (ANTARA News) - Korea Utara dan Korea Selatan hari Rabu gagal mencapai kesepakatan soal pembukaan kembali kompleks industri bersama yang dulu dibangun sebagai simbol rekonsiliasi. Pyongyang menuduh Seoul tidak tulus.


Namun, menurut AFP,  mereka akan bertemu lagi pekan depan. Selain itu kedua belah pihak secara terpisah menyepakati prinsip-prinsip untuk melakukan pembahasan menyangkut dimulainya kembali reuni keluarga.

Keduanya juga memusatkan perhatian pada dialog setelah berbulan-bulan mengalami ketegangan militer.

Wilayah industri bersama, Kaesong, yang berada di Korea Utara dan tidak jauh dari perbatasan, dibuka tahun 2004. Namun tiga bulan lalu ditutup ketika hubungan kedua Korea mencapai titik parah.

Dalam pertemuan akhir pekan yang jarang terjadi, keduanya menyepakati prinsip pembukaan kembali Kaesong.

Di kompleks industri bersama itu, terdapat 53.000 warga Korea Utara yang bekerja di 123 pabrik milik Korea Selatan yang memproduksi tekstil atau barang-barang industri ringan.

Pembicaraan hari Rabu soal Kaesong gagal mencapai kesepakatan tentang pembukaan kembali, namun perwakilan Korut dan Korsel akan bertemu lagi hari Senin depan.

"Kami sepakat bahwa kompleks ini harus dipelihara dan dikembangkan lebih lanjut," kata ketua delegasi Korea Selatan, Suh Ho, kepada para wartawan.

"Pihak Korea Utara berargumentasi bahwa kegiatan di kompleks itu harus dimulai kembali segera setelah pemeriksaan terhadap mesin-mesin selesai. Sementara itu, kami mencatat bahwa situasi yang sama bisa berulang, bahkan setelah kompleks dibuka kembali, jika tidak ada jaminan kuat tentang bagaimana mencegah kemungkinan terjadinya (penutupan).

"Jadi diputuskan bahwa masalah ini akan dibahas pada perteuan berikutnya," tambahnya.

Korea Utara mengatakan pihaknya telah melakukan "upaya-upaya yang tulus" untuk mencapai kesepakatan.

"Tapi pihak (Korea) Selatan bersikeras tentang pernyataan yang tidak berdasar untuk memindahkan kesalahan soal penghentian kegiatan di (Kaesong) kepada pihak Utara... dan secara sengaja memberikan rintangan dalam proses pembicaraan," kata kantor berita resmi Korut.

Penerjemah: Tia Mutiasari

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013