Jakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, mencatat kerugian sebesar Rp800 juta akibat banjir bandang pascakebakaran hutan dan lahan Gunung Merbabu.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Semarang Alexander Gunawan dalam keterangannya disiarkan di Jakarta, Kamis, menjelaskan angka yang dihimpun sementara oleh tim di lapangan berdasarkan pengamatan secara langsung maupun berkoordinasi dengan lintas stakeholder terkait.

"Hasil asesmen kami terhadap dampak banjir, baik rusaknya pipa pralon maupun pondasi jalan yang tergerus, total kerugian mencapai delapan ratus juta rupiah," jelas Alexander.

Berdasarkan laporan Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Baca juga: Pemkot Semarang ajukan penambahan kapasitas pompa atasi banjir

Baca juga: Wali Kota Semarang: Banjir akibat pompa Tenggang-Sringin tak optimal


Meskipun demikian, banjir yang membawa material lumpur, bebatuan besar serta potongan batang dan ranting pohon ini menyebabkan kerugian materil berupa satu motor warga hanyut, saluran air di empat dusun Desa Tajuk rusak, dan tiga akses jalan penghubung antar desa terputus.

“Dua akses jalan sudah kami bersihkan dengan eskavator dibantu pihak BBWS Pemali Juana Jawa Tengah. Untuk jalan penghubung dusun Ngaduman ke Gedong sangat parah, kami bekerjasama dengan komunitas Jeep 4x4 untuk menarik batu yang menghalangi jalan”, ujarAlexander.

Alexander mengatakan tim gabungan masih berupaya melakukan pembersihan di lokasi dan memperbaiki akses jalan dibantu lintas stakeholder maupun warga setempat.

Banjir bandang menerjang dua desa di lereng Gunung Merbabu, Jumat (24/11). Peristiwa itu terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur kawasan puncak Gunung Merbabu dalam durasi yang cukup lama. Wilayah yang terdampak meliputi Desa Tajuk dan Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

Baca juga: Banjir bandang landa dua desa di Kabupaten Semarang

Baca juga: Banjir di Semarang hambat perjalanan kereta api


 

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023