Dengan kapasitas produksi LNG sebesar 11,4 juta ton per tahun, pengoperasian Tangguh Train 3 ini diharapkan mampu mendukung target pemerintah dalam mewujudkan ketahanan energi nasional
Jakarta (ANTARA) - Staf Khusus Peningkatan Pengusaha Nasional Kementerian Investasi/BKPM M. Pradana Indraputra menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) Tangguh Train 3 di Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat menjadi langkah penting bagi Indonesia menuju kedaulatan energi.

Proyek Kilang Gas Tangguh Train 3 diresmikan Presiden Jokowi, Jumat (24/11) lalu dan merupakan kilang gas alam cair (Liquified Natural Gas/LNG) terbesar di Indonesia dengan nilai investasi sebesar Rp72,45 triliun.

“Dengan kapasitas produksi LNG sebesar 11,4 juta ton per tahun, pengoperasian Tangguh Train 3 ini diharapkan mampu mendukung target pemerintah dalam mewujudkan ketahanan energi nasional. Melalui fasilitas pengolahan gas alam cair ini, Indonesia dapat memanfaatkan gas hasil produksi untuk kebutuhan dalam negeri sekaligus meningkatkan nilai ekspor energi,” katanya di Jakarta, Jumat.

Pradana menyebut kedaulatan energi tidak hanya soal ketahanan energi saja, namun juga bagaimana memanfaatkan sumber daya alam untuk kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, dibutuhkan komitmen bersama untuk merealisasikan visi besar Indonesia dalam mencapai mandiri energi.

“Saya optimis proyek ini dapat mendorong terciptanya rantai nilai tambah gas yang lebih luas, baik untuk industri petrokimia, pupuk, dan lainnya. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah memajukan industri hilir migas guna meningkatkan devisa negara,” katanya.

Selain peningkatan dari segi jumlah produksi, Tangguh Train 3 juga diharapkan dapat mendorong peningkatan nilai tambah gas bumi dalam negeri melalui proyek hilirisasi terintegrasi.

Beberapa proyek hilirisasi tersebut antara lain adalah proyek Ubadari Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS), blue ammonia dan gas alam Asp Kido Merah (AKM).

“Proyek-proyek tersebut diharapkan dapat menciptakan diversifikasi ekonomi baru, selain itu dapat pula mengintegrasikan nilai tambah hulu dan hilir di industri energi nasional,” tambahnya.

Pradana optimistis proyek Tangguh Train 3 dapat memberikan manfaat besar bagi perekonomian serta kesejahteraan masyarakat Indonesia, khususnya di Papua. Proyek ini merefleksikan kerja sama yang harmonis antara pemerintah dan investor dalam mendorong transformasi energi.

“Tangguh Train 3 tidak hanya berfokus pada peningkatan kapasitas energi, namun juga membidik penciptaan lapangan kerja baru melalui hilirisasi gas bumi di tanah air,” katanya.

Proyek LNG Tangguh merupakan proyek produksi dan penjualan LNG yang telah direalisasikan dalam bentuk joint ventures antara British Petroleum (BP), Pemerintah Indonesia, kontraktor dan khususnya masyarakat lokal Papua Barat.

Cadangan gas ditemukan oleh Atlantic Richfield Co. (ARCO) pada pertengahan tahun 1990an di mana 100 persen kepemilikan BP Berau Ltd bertanggung jawab atas pengoperasian Tangguh LNG.

Lebih lanjut, BP memiliki 40,22 persen kepemilikan saham di Tangguh LNG berkat perusahaan lain yang terlibat dalam pengembangan proyek tersebut, BP Muturi Holdings B.V, BP Wiriagar Ltd, dan Wiriagar Overseas Ltd.


Baca juga: SKK Migas: Kargo LNG pertama Kilang Tangguh Train 3 dikirim ke PLN
Baca juga: Badak LNG siap ekspansi bisnis sebagai penyedia jasa penyimpanan
Baca juga: Subholding Gas Pertamina siap penuhi gasifikasi Kilang Cilacap

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023