Kairo (ANTARA News) - Perdana Menteri baru Mesir Hazem al-Beblawi hampir mendekati membentuk kabinetnya, sedangkan para jaksa tengah menyiapkan dakwaan kepada presiden terguling Mohamed Moursi dan para anggota Ikhwanul Muslimin.

Beblawi mewawancarai para kandidat menteri bersama Wakil Presiden Mohamed ElBaradei dan berlanjut hari Minggu ini.

Beblawi mengatakan kabinet akan diisi 30 menteri dengan prioritas utama memulihkan keamanan, menjamin lalu lintas barang dan jasa, serta menyiapkan pemilu legislatif dan presiden.

Sang PM bekerja berdasarkan peta jalan yang dirancang militer yang menggulingkan Moursi 3 Juli lalu setelah jutaan orang turun ke jalan menuntut pengunduran dirinya.

Moursi, presiden Mesir pertama yang terpilih secara damai, tak terlihat lagi setelah digulingkan. Penguasa sementara menyebutkan dia berada di satu tempat aman demi keselamatan dirinya.

Sabtu kemarin jaksa penuntut umum akan mengelurarkan perintah penyelidikan kepada Moursi dan sejumlah patronnya, termasuk penasehatnya, Mohamed Badie, atas beberapa tuduhan, antara lain tuduhan mata-mata, memicu kekerasan dan merusak perekonomian.

Selama satu tahun kekuasaannya, Moursi dituduh memusatkan kekuasaannya pada Ikhwanul Muslimin, mengantarkan ekonomi terjun bebas dan gagal melindungi kaum minoritas.

Para pendukungnya menyebut penggulingan Moursi sebagai kudeta militer dan melawan demokrasi.  Mereka juga menolak masuk pemerintahan sementara dan menuntut pemulihan kekuasaan Moursi.

"Akan ada protes besar-besaran hari Senin nanti," kata Tareq al-Morsi, juru bicara Ikhwanul seperti dikutip AFP, sembari mengatakan demonstrasi akan menuju markas besar Garda Republik yang menjadi tempat pembantaian puluhan orang tujuh hari sebelumnya.

Jumat kemarin, Washington dan Berlin mendesak militer Mesir membebaskan Moursi.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki menyatakan Washington ingin mengakhiri pembatasan terhadap Moursi, sedangkan Jerman meminta Komite Palang Merah Internasional mendapat akses ke Moursi.

Kemarin puluhan ribu pendukung Moursi menggelar demonstrasi di luar masjid Rabaa al-Adawiya di Nasr City, Kairo, untuk mendoakan dan menggelar buka puasa bersama.

Para pendukung Moursi mendirikan kemah di luar masjid yang diperkirakan menjadi tempat persembunyian para pemimpin Ikhwanul yang beberapa diantaranya diincar pihak berwenang.

Dai pemberani Safwat Hegazi yang diincar polisi karena dituduh menghasut kekerasan, mengatakan demonstrasi akan berlangsung satu atau dua bulan, atau bahkan dua tahun.

Sementara itu, dalam pembicaraan telepon dengan Raja Abdullah dari Arab Saudi, Presiden Barack Obama mengungkpakan keprihatinan mendalamnya atas kekerasan pascapenggulingan Moursi dan menekankan kembalinya pemerintahan sipil yang telah terpilih secara demokratis.

Raja Abdullah adalah kepala negara asing pertama yang menyelamati Presiden sementara Mesir Adly Mansour, beberapa jam setelah Mansour dinyatakan menggantikan Moursi.

Arab Saudi dan sejumlah negara Teluk telah menggelontorkan 12 miliar dolar AS (Rp118,8 triliun) untuk membantu ekonomi Mesir bangkit, demikian AFP. b

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013