Jakarta (ANTARA) - Ekosistem alat kesehatan (alkes) di Indonesia berkolaborasi dalam wadah Himpunan Pengembangan Ekosistem Alkes Indonesia (Hipelki) untuk mewujudkan kemandirian alkes di Tanah Air.

Ketua Umum Hipelki, Randy H Teguh, dalam keterangannya di Jakarta, Senin, mengatakan himpunan tersebut beranggotakan unsur ekosistem alkes yang mewakili akademisi, perusahaan principal Penanaman Modal Asing (PMA), perusahaan rintisan, produsen alkes, produsen komponen, laboratorium uji alkes, layanan purna jual alkes, konsultan alkes (teknis, uji klinis, dan hukum), serta kontributor ekosistem alkes.

"Hipelki dibentuk sebagai jawaban dari kesenjangan yang belum sepenuhnya terjembatani antara unsur-unsur ekosistem alkes, khususnya akademisi dan pengusaha alkes," katanya.

Sejak terbentuk pada 21 November 2023, kata Randy, seluruh anggota berkomitmen membantu peran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendorong ketahanan dan kemandirian alkes di Tanah Air.

Baca juga: Mendorong kemandirian industri farmasi dan alat kesehatan Indonesia

Ia mengatakan industri alkes nasional telah banyak mengalami kemajuan berkat pembelajaran selama pandemi, tapi upaya kolaborasi itu belum cukup cepat karena besarnya kesenjangan yang terjadi antara akademisi dan dunia usaha.

“Bila pencapaian yang telah terjadi tidak terus ditingkatkan, maka kami khawatir bahwa kemandirian yang sesungguhnya tidak akan pernah terjadi dan Bangsa Indonesia akan selamanya tergantung kepada teknologi, komponen dan bahan baku alkes impor," katanya.

Pembentukan Hipelki, menurutnya, merupakan tindakan yang berani untuk menyatukan berbagai unsur ekosistem yang memiliki karakter sangat berbeda, baik dari jenis maupun skala usahanya.

Pemerintah pun, lanjutnya, diuntungkan karena tidak perlu menjangkau unsur-unsur pembentuk ekosistem alkes satu demi satu, serta lebih mudah mendapatkan dukungan untuk bergerak dengan program kemandirian dan ketahanan alkes.

Baca juga: KSP tegaskan pandemi picu pertumbuhan kemandirian industri farmasi

Dikonfirmasi secara terpisah Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan kehadiran ekosistem alkes dalam negeri merupakan bagian dari ketahanan kesehatan nasional.

"Kami mendorong produksi alkes dalam negeri untuk terus meningkat dalam upaya mewujudkan ketahanan kesehatan nasional," katanya.

Nadia mengatakan transaksi alkes dalam negeri akan didorong sampai dengan dua lipat, disertai penurunan impor alkes luar negeri dari 88 persen menjadi 70 persen pada tahun 2022.

"Peningkatan izin edar alat kesehatan dalam negeri dalam tiga tahun terakhir sebesar 81,73 persen dan diharapkan akan terus meningkat," katanya.

Baca juga: Menristek katakan pandemi buat Indonesia sadar tekan impor alkes

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023