Merdeka Belajar selaras dengan tujuh area prioritas SEAMEO
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan kebijakan Merdeka Belajar selaras dengan prioritas Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) yang bertujuan mencapai pembangunan berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara.

“Kebijakan Merdeka Belajar selaras dengan tujuh area prioritas SEAMEO yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara,” kata Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Talenta Kemendikbudristek Tatang Muttaqin dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Dalam pertemuan tingkat pejabat tinggi kementerian pendidikan negara SEAMEO ke-46 (SEAMEO High Officials Meeting) di Bangkok, Thailand, Tatang mengatakan Pemerintah Indonesia melalui Merdeka Belajar berupaya mencapai tujuh target pendidikan.

Target tersebut meliputi mencapai kesetaraan dalam pendidikan anak usia dini (PAUD) yang didukung dengan gerakan nasional penguatan keterampilan dasar holistik dari tingkat prasekolah hingga sekolah dasar yaitu transisi dari PAUD ke SD yang menyenangkan.

Kemudian, mengatasi hambatan dalam pendidikan inklusi yaitu didukung dengan mewajibkan sekolah formal untuk menampung dan memfasilitasi siswa berkebutuhan khusus serta peningkatan kompetensi dan kemampuan guru di pendidikan khusus termasuk penyediaan dana untuk pendidikan khusus.

Baca juga: Kemenkes: Perangkat ajar kesehatan resmi masuk kurikulum Merdeka
Baca juga: Kemendikbudristek: Merdeka Belajar berdampak positif pada BOSP


Target lainnya adalah promosi ketahanan dalam menghadapi bencana yang didukung dengan pendirian sekretariat program satuan pendidikan aman bencana (SPAB) di 10 provinsi di Indonesia dan fleksibilitas penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah dalam implementasi SPAB.

Berikutnya, promosi pendidikan dan pelatihan teknis dan kejuruan yang didukung dengan program pengiriman pelajar dalam kerangka IISMAVO dan kolaborasi dengan industri, serta promosi produk siswa SMK dalam berbagai ajang internasional.

Selanjutnya, revitalisasi pendidikan guru yang didukung dengan program guru penggerak dan Pendidikan Profesi Guru Prajabatan serta promosi harmonisasi pendidikan tinggi dan riset yang didukung dengan program kedai reka yang menghubungkan perguruan tinggi dengan industri.

Terakhir, mengadopsi kurikulum abad ke-21 yang didukung dengan Program Kurikulum Merdeka yang telah diterapkan pada 306.716 sekolah di Indonesia.

“Untuk mendukung Kurikulum Merdeka, Indonesia membuat Platform Merdeka Mengajar yang menyediakan sumber daya pengajaran digital berkualitas tinggi untuk guru,” ujar Tatang.

Baca juga: Nadiem optimistis gerakan Merdeka Belajar terus berlanjut
Baca juga: Memerdekakan kreativitas guru hingga pelosok negeri
Baca juga: Kemendikbudristek dorong industri kreatif maju lewat Merdeka Belajar

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023