Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Buku sejarah Universitas Jember (Unej) berjudul "Menyemai Kampus Kebangsaan, Menelisik Universitas Jember Periode 1957-2023" yang baru saja diluncurkan mengungkap cerita menarik tentang pendirian Kampus Tegalboto yang berada di Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Tim penulis buku sejarah yang diketuai oleh Prof. Nawiyanto dari Fakultas Ilmu Budaya memaparkan sejarah bagaimana perguruan tinggi negeri (PTN) di ujung Pulau Jawa itu lahir, berkembang hingga mencetak beragam prestasi seperti saat ini.

"Banyak pelajaran yang bisa diambil oleh generasi penerus, mulai dari semangat pantang menyerah dan bekerja keras seperti yang dicontohkan tiga serangkai perintis Unej, dr. R. Achmad Joedoleksono, R. Th. Soengedi dan R. Mas Soerachman," kata Prof. Nawiyanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jember, Selasa.

Sementara dari sosok R. Soedjarwo, Bupati Jember dua periode (1957-1959 dan 1961-1964) yang berjasa bagi pengembangan Kampus Unej, bisa belajar bagaimana seharusnya seorang pemimpin memajukan pendidikan di daerahnya dengan semangat gotong royong.

Ada juga bab mengenai bagaimana kiprah para Rektor Unej yang berasal dari kalangan TNI-AD dalam memegang tongkat komando perguruan tinggi, kemudian diteruskan usaha para rektor dari kalangan sivitas akademika membangun, membesarkan dan membawa Kampus Tegalboto menuju pentas dunia.

"Banyak cerita menarik di balik pendirian Kampus Tegalboto dan mungkin generasi muda saat ini tidak tahu jika sebelum menyandang nama Universitas Jember, ada beberapa nama alternatif untuk calon perguruan tinggi negeri di ujung timur pulau Jawa itu," katanya.

Ada yang mengusulkan nama Universitas Djoko Thole, Universitas Damar Wulan atau tetap memakai nama Universitas Tawang Alun, namun usulan nama-nama itu ditolak oleh Bung Karno, presiden saat itu. Akhirnya Letkol. Soedi Harjohoedojo yang saat itu menjadi Direktur PT Perkebunan mengusulkan nama Jember.

Baca juga: Unej gandeng UMKM dan mahasiswa jajaki pasar internasional

Baca juga: LP2M Universitas Jember siapkan civitas akademika tangguh bencana

Baca juga: Kemenlu-FISIP Unej gagas pusat studi diplomasi santri di kampus


Menurut Letkol. Soedi Harjohoedojo yang menjadi rektor ketika itu, nama Jember patut ditahbiskan sebagai nama perguruan tinggi karena sudah mendunia berkat komoditas perkebunannya seperti tembakau, karet, coklat dan lainnya.

Akhirnya nama Universitas Negeri Djember (UNED) pun disepakati, bahkan produk perkebunan dan pertanian turut menghiasi lambang Universitas Jember.

Tim penyusun mendapat informasi dari mantan Kepala Humas Unej Imam Soebagio bahwa pencipta lambang PTN itu adalah Ketut Sugama dan hal itu kemudian ditelusuri kebenarannya berdasarkan cerita dari putri keduanya Made Dianawati Ayakrawati.

Kemudian hymne Unej itu diciptakan oleh almarhum Prof. Gunawan Hupoyo bersama almarhum Soejono Soewondo berdasarkan cerita dan penelusuran tim penulis kepada keluarga almarhum.

Sementara Rektor Unej Iwan Taruna mengatakan pihaknya mengundang ahli waris perintis, pengembang, pencipta lambang, lagu hymne, dan mars Unej untuk menerima buku sejarah tersebut.

"Tujuannya agar tali silaturahim antara keluarga perintis dan pengembang Unej selalu terjalin dengan baik. Agar generasi muda di Kampus Tegalboto bisa belajar dari keteladanan para pendahulu," ujarnya.

Baca juga: Pemkab Jember dan Unej mengembangkan kawasan wisata kampus KEB

 

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2023