Batik mesti dikenakan saat berada di luar negeri termasuk oleh tenaga kerja Indonesia,
Wonosobo (ANTARA News) - Batik dapat memperjelas identitas kebangsaan Indonesia di luar negeri, kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Moh Jumhur Hidayat.

"Batik mesti dikenakan saat berada di luar negeri termasuk oleh tenaga kerja Indonesia," katanya saat meninjau Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLKLN) di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Jumat.

Pemerintah, katanya, terhormat atas pengakuan dunia dari UNESCO bahwa batik merupakan warisan dunia asal Indonesia.

"Orang asing saja sangat menyukai memakai batik, kita sebagai orang Indonesia harus menunjukkan setiap saat bahwa batik merupakan identitas rakyat dan bangsa Indonesia," katanya.

Kepala BNP2TKI meminta pimpinan BLKLN dan Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) membekali busana batik untuk TKI yang ditempatkan di luar negeri.

Apalagi, katanya, saat ini terdapat sekitar 6,5 juta TKI yang tersebar di 178 negara sehingga bisa menjadi duta bangsa yang menunjukkan identitas dan kehormatan bangsa.

"Itu sangat membanggakan dan merupakan kehormatan bagi Indonesia," katanya.

Sebelumnya, pada pekan lalu, saat bertatap muka dengan ratusan TKI yang siap diberangkatkan oleh PPTKIS PT Wahana Karya Suplaindo ke Singapura, Taiwan, dan Hong Kong, Jumhur mencanangkan batik sebagai pakaian resmi TKI yang berangkat ke luar negeri bukan lagi kaus berkerah bertuliskan nama PPTKIS yang menempatkan TKI ke luar negeri.

Menurut Jumhur, batik merupakan warisan dunia yang harus didukung oleh seluruh masyarakat termasuk dukungan dari kalangan PPTKIS.

Ia menyebutkan tiap bulan ada sekitar 40--50 ribu TKI yang ditempatkan ke seluruh dunia, baik yang dilakukan oleh PPTKIS, TKI mandiri, atau pemerintah.

"Tentu akan sangat mendukung promosi batik ke mancanegara, TKI rapi dengan memakai batik, menjadi duta budaya terbaik," katanya.
(B009/N002)

Pewarta: Budi Setiawanto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013