San Francisco, California (ANTARA News) - Satu hasil penelitian yang dirilis Senin waktu setempat atau Selasa WIB ini menunjukkan bahwa sistem belanja lintas negara berbasis Internet telah menciptakan "jalur rempah-rempah modern" yang membuat para peniaga lokal kaya raya karena berhasil mengambil manfaat dari trend yang lagi booming ini.

Gabungan Hongkong, Kanada, Australia, Jerman, China, Inggris dan Amerika Serikat tahun ini menghimpun nilai penjualan online lintas negara sebesar 105 miliar dolar AS (Rp1.039 triliun).  

Angka ini diperkirakan naik tiga kali lipat menjadi 307 miliar dolar AS (Rp3.309 triliun) untuk lima tahun ke depan, demikian hasil riset Nielsen yang dipesan jasa transaksi keuangan via Internet, PayPal.

"Biasanya, pedagang kecil yang muncul," kata presiden PayPal David Marcus merujuk toko-toko lokal yang bersaing global mendapatkan konsumen. "Inilah Internet, dan para pedagang kecil secara mendasar bisa membuat dunia menjadi pasar mereka."

Lebih dari 25 persen transaksi yang ditangani PayPal melibatkan pembelian lintas negara, dengan cenderung menangani soal-soal seperti perbedaan kurs, kepuasaan pelanggan, dan optimalisasi situs-situs untuk ponsel pintar, kata Marcus.

Pada pasar yang diteliti untuk laporan bertajuk "Jalur Rempah-rempah Modern" itu, AS adalah destinasi belanja lintas negara yang paling populer, diikuti Inggris, China dan Hongkong.

China, Argentina, Rusia, Brazil dan Australia berada pada daftar lokasi terpanas untuk para pedagang yang menyasar ekspor.

Pembelanja lintas negara akan membelanjakan 12,5 miliar dolar AS (Rp123,7 triliun) untuk pakaian, sepatu, dan aksesoris tahun ini, sedangkan 7,6 miliar dolar AS (Rp75,24 triliun) dibelanjakan untuk produk kesehatan dan kecantikan, kata Nielsen.

"Skala belanja online lintas negara tak pernah terpetakan sebelumnya dan yang jelas dari riset ini adalah bukan hanya ukuran pasar yang sekarang ada, namun juga menyangkut besarnya potensi konsumen dalam membeli secara langsung dari pedagang di seluruh dunia," kata Marcus.

"Pesannya sederhana: munculnya "jalur rempah-rempah modern" ini adalah kabar baik bagi dunia."

Berhemat dan menemukan barang-barang yang tak ada di pasar lokal adalah alasan paling umum untuk berbelanja online secara internasional, demikian hasil penelitian itu seperti dikutip AFP.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013