"Pertama adalah hampir semua penyedia layanan kesehatan itu peduli bahwa ada isu dari sisi manpower atau tenaga kesehatan," kata Presiden Direktur Philips Indonesia Astri Ramayanti, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Astri mengatakan bahwa untuk mengatasi kekurangan staf, dibutuhkan optimalisasi staf penyedia layanan kesehatan melalui pemanfaatan inovasi digital.
Baca juga: Siemens Healthineers jalin kolaborasi tingkatkan layanan kesehatan
Lebih dari tiga perempat pemimpin pelayanan kesehatan di Indonesia sedang atau sudah atau berencana memanfaatkan teknologi untuk mengurangi dampak pekerjaan. Angka tersebut lebih tinggi dari temuan global yang baru tercatat 56 persen sudah atau berencana memanfaatkan teknologi.
Namun, kata Astri, rasio dokter di Indonesia menjadi tantangan karena belum memenuhi standar organisasi kesehatan dunia WHO.
"Kalau menurut WHO, rasio jumlah dokter dan jumlah penduduk itu 1:1.000. Namun rasio di Indonesia baru 0,6, artinya masih ada jarak. Jadi, bagaimana caranya entah itu meningkatkan keterampilan, entah menggunakan teknologi, itu tantangan untuk seluruh pihak," kata Astri.
Adapun temuan kedua dalam FHI adalah pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan pelayanan pasien. Pemimpin pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan muda di Indonesia memiliki visi yang sama yaitu menciptakan sistem kesehatan yang merata.
Ketika teknologi digital semakin pesat dipakai, kata Astri, investasi di bidang artificial intelligence (AI) alias kecerdasan buatan juga akan meningkat. Survei itu menunjukkan bahwa hampir sepertiga atau setara 32 persen pemimpin pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini berinvestasi setidaknya pada satu teknologi AI.
Baca juga: Menkes harap perusahaan teknologi buka pusat riset kesehatan
Temuan ketiga adalah tantangan teknologi dan lingkungan. Menyediakan pelayanan kesehatan ke seluruh penjuru negeri masih menjadi hambatan, ditambah dengan pentingnya membuat sistem kesehatan yang ramah lingkungan.
Future Health Index (FHI) 2023 merupakan survei yang diselenggarakan oleh Philips di 14 negara, termasuk Indonesia. Astri menyebut Indonesia merupakan pasar yang penting sehingga banyak responden Indonesia yang dilibatkan dalam survei tersebut.
Dari 3.000 responden di 14 negara, 200 berasal dari Indonesia, yang merupakan pemimpin pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan muda.
Baca juga: Medtronic dan RS Harapan Kita tingkatkan layanan kardiovaskular
Baca juga: Kemenkes: Transformasi teknologi kesehatan adalah fondasi kesehatan RI
Baca juga: Telkomsel dukung uji coba inovasi "telesurgery" pertama di Indonesia
Pewarta: Rina Nur Anggraini
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023