Banyak aplikasi-aplikasi yang diluncurkan Kementerian Kesehatan sifatnya adalah melaporkan untuk pejabat, bukan melayani untuk rakyat atau untuk pasien
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan strategi transformasi digital kesehatan 2024 mengubah fokus teknologi digital kesehatan sebelumnya mengadopsi pelaporan menjadi pelayanan kepada masyarakat.

"Banyak aplikasi-aplikasi yang diluncurkan Kementerian Kesehatan sifatnya adalah melaporkan untuk pejabat, bukan melayani untuk rakyat atau untuk pasien," katanya dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan Kemenkes bersama Program Pembangunan PBB (United Nations Development Programme/UNDP) meluncurkan cetak biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.

Strategi transformasi tersebut mengubah fokus pelayanan kesehatan dari pelaporan untuk pejabat menjadi pelayanan untuk masyarakat.

“Saya meminta agar teman-teman yang berkaitan dengan transformasi sistem teknologi kesehatan ini mengubah fokus bukan melaporkan ke pejabat tapi fokusnya melayani masyarakat,” katanya pada acara virtual peluncuran Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024 di Jakarta.

Ia mengatakan Kemenkes adalah elemen tertinggi di sektor kesehatan dan harus bisa memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada inovator untuk berinovasi menciptakan aplikasi sistem teknologi kesehatan yang untuk melayani masyarakat.

Ia mengatakan tugas Kemenkes adalah membangun platform teknologi informasi yang bisa digunakan oleh stakeholder lain, baik oleh rakyat, bagi rumah sakit, apotek, laboratorium, perusahaan farmasi, juga startup yang berkecimpung di industri kesehatan.

“Kita harus fokus menciptakan platform teknologi informasi digital yang bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para stakeholder. Untuk membuat platform yang baik dengan sistem data kesehatan yang baik, harus ada cetak biru yang jelas,” katanya.

Dalam melakukan transformasi digital kesehatan, kata Menkes, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan agar fokus ke pelayanan kepada masyarakat.

Ia mengatakan transformasi digital kesehatan juga harus memastikan seluruh layanan dapat diakses oleh stakeholder.

“Saya percaya bahwa teknologi digital kesehatan ke depannya baik itu berkaitan dengan big data, berkaitan dengan artificial intelligence, dan berkaitan dengan machine learning, itu akan berubah secara drastis. Oleh karena itu ini adalah saat yang tepat untuk bisa melakukan lompatan lebih jauh agar kita bisa lebih maju lagi membangun industri kesehatan masa depan yang fokusnya memberikan layanan kesehatan sebaik-baiknya,” kata Budi Gunadi Sadikin.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan salah satu wujud pola digital yang telah mengikutsertakan masyarakat adalah aplikasi PeduliLindungi.

“Dengan adanya PeduliLindungi ini membuat transformasi kesehatan yang tadinya berbasis untuk pelaporan menjadi layanan untuk masyarakat,” katanya.

Ia mengatakan transformasi kesehatan di bidang digital dan teknologi merupakan platform yang harus bisa diakses dan dapat digunakan datanya oleh semua pemangku kepentingan, baik yang berkecimpung di bidang kesehatan maupun di luar kesehatan seperti universitas, perusahaan farmasi, publik, media, dan berbagai elemen masyarakat.

"Sehingga tidak eksklusif hanya merupakan milik Kemenkes, tetapi dapat diakses sebagai bagian dari sumber data yang sahih yang dimiliki oleh publik," kata Dante Saksono Harbuwono.

Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Tekhnologi Kesehatan Setiaji menambahkan transformasi digital kesehatan akan meningkatkan jumlah startup di bidang kesehatan.

“Kita harapkan akan lahir unicorn-unicorn baru bukan hanya Fintech (financial technology) tapi dari Healthtech (health technology) karena pangsa pasarnya cukup luas 270 juta masyarakat Indonesia harus dilayani dari sisi kesehatannya,” katanya.

Transformasi digital kesehatan harus bisa dirasakan sebaik mungkin oleh masyarakat. Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Agus Suprapto mengatakan digitalisasi yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bisa memudahkan pasien dalam mengakses pelayanan kesehatan.

Kemudian juga bisa menjaga keselamatan pasien secepat-cepatnya, mengontrol prosedur kesehatan untuk pasien, dan bisa mempengaruhi pembiayaan yang lebih murah baik bagi penyedia layanan maupun bagi pasien.

“Yang penting adalah membantu kemudahan akses pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta dan tidak kalah pentingnya transformasi digital kesehatan ini juga transformasi untuk meningkatkan preventif dan promotif,” demikian Setiaji.

Baca juga: Teknologi digital bantu rumah sakit hadirkan layanan berkualitas

Baca juga: Teknologi digital diperlukan dalam tata laksana penyakit kronis

Baca juga: Pandemi dorong BPJS Kesehatan hadirkan inovasi dalam pelayanan digital

Baca juga: BPJS Kesehatan libatkan Good Doctor tingkatkan informasi JKN-KIS


 

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021