Kuala Lumpur (ANTARA News) - Indonesia memprakarsai Pertemuan Tingkat Menteri mengenai Dialog Pasifik Barat Daya (Southwest Pacific Dialogue, SwPD) di Hotel Crowne Plaza, Kuala Lumpur, Rabu, di sela-sela KTT ASEAN ke-39. Pertemuan selama dua jam yang dipimpin oleh Menlu RI Hassan Wirajuda itu dihadiri oleh lima Menlu negara-negara anggota SwPD, yaitu Alexander Downer (Australia), Winston Peters (Selandia Baru), Alberto G Ramulo (Filipina) dan Jose Luis Guterres (Timor Leste). Sedangkan Papua Nugini diwakili oleh Menteri Petroleum dan Energi, Moi Avei. Pertemuan tingkat menteri itu diselenggarakan dalam bentuk Breakfast Meeting dengan agenda pembahasan mengenai peningkatan hubungan antara masyarakat serta pertukaran pandangan mengenai perkembangan di Pasific Baratdaya dan sekelilingnya. Menlu Hassan Wirajuda menjelaskan, dalam pertemuan tersebut para peserta melakukan diskusi secara terbuka dan informal mengenai hal-hal yang menjadi perhatian bersama kawasan. "Melalui pertemuan ini diharapkan ada gambaran yang lebih jelas mengenai situasi terkini di negara masing-masing sekaligus berbagai hal yang memerlukan kerjasama," tegasnya. Para menteri menyambut secara positif berbagai perkembangan yang terjadi di kawasan Pasifik Baratdaya dan menekankan perlunya peningkatan kerjasama di masa mendatang, terutama dalam isu-isu yang memerlukan perhatian lebih lanjut. Misalnya soal pemberantasan terorisme dan kejahatan lintas negara, pembangunan ekonomi serta masalah penanganan bencana alam. Dalam pertemuan itu, tambah Hassan, Indonesia juga menawarkan program Beasiswa Seni Budaya 2006 serta program Journalist Visit yang direncanakan akan diselenggarakan pada akhir November 2006. "Program-program tersebut diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kerjasama yang lebih baik antara negara-negara anggota SwPD. Para Menlu juga menyambut baik tawaran program Indonesia dan berjanji akan berpartisipasi di dalamnya," tegas Hassan seraya menjelaskan bahwa pertemuan serupa berikutnya akan diadakan di Filipina tahun mendatang. SwPD dibentuk pada tahun 2002 atas inisiatif Indonesia dan merupakan forum dialog guna membahas berbagai isu di kawasan Pasifik regional dan sub regional (Pasifik Barat Daya), dengan didasarkan pada prinsip saling pengertian dan saling menghormati terhadap integritas wilayah masing-masing. SwPD mempunyai arti penting dan strategis bagi Indonesia mengingat kerjasama tersebut merupakan salah satu pilar utama politik luar negeri Indonesia. Selain itu, mekanisme dialog ini diharapkan mampu menciptakan rasa saling pengertian dan saling menghormati terhadap integritas wilayah masing-masing.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006