Doha (ANTARA News) - Qatar, pendukung setia revolusi Arab (Arab Spring) dan pendukung presiden terguling Mesir Mohamed Moursi, bergabung dengan dunia internasional dalam menyeru pembebasan Moursi dari tahanan, di samping menyampaikan keprihatainan atas kekerasan di Mesir.

Kantor berita  QNA, mengutip seorang pejabat kementerian luar negeri Qatar mengatakan bahwa Qatar prihatin atas perkembangan yang terjadi di Mesir, terutama meningkatnya korban sipil.

Qatar juga menyatakan keheranannya atas berlanjutnya penahanan presiden terpilih Mohamed Moursi yang mengancam pencapaian yang dibuat pada gerakan 25 Januari 2011 yang menumbangkan mantan penguasa Mesir Hosni Mubarak.

Qatar, di bawah penguasa sebelumnya Sheikh Hamad bin Khalifa al-Thani, memberikan dukungan politik dan keuangan untuk pemerintahan Moursi. Bulan lalu Sheikh Hamad lengser demi memberi jalan putranya Sheikh Tamim.

Segera setelah pendepakan Moursi, Qatar dengan hati-hati menyambut Adly Mansour yang dipilih militer Mesir sebagai presiden sementara.

Pejabat kementerian luar negeri Qatar yang menolak menyebutkan namanya itu menyerukan solusi politik yang didasarkan pada dialog kesatuan nasional untuk menghatasi krisis politik di Mesir.

Amerika Serikat, Jerman, PBB dan Uni Eropa juga menyerukan pembebasan Moursi, sementara Komisaris Tinggi PBB untuk HAM, Navi Pillay, telah memanggil duta besar Mesir di Jenewa bulan ini dan menyurati penguasa baru Mesir berisi tuntutan penjelasan mengenai penangkapan Moursi, demikian AFP.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013