Jadi tidak hanya merawat (anak) secara fisik, tetapi bagaimana pengasuhan dalam konteks merangsang tumbuh kembangnya
Jakarta (ANTARA) -
Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi (Adpin) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sukaryo Teguh Santoso menekankan pentingnya pengasuhan psikologis untuk menghindari kekerasan pada anak.
 
"Jadi tidak hanya merawat (anak) secara fisik, tetapi bagaimana pengasuhan dalam konteks merangsang tumbuh kembangnya, kasih sayang silih asah, silih asuh, dan silih asih itu dilakukan, juga memanfaatkan berbagai forum-forum kesehatan," kata Teguh saat ditemui media di Jakarta, Kamis.
 
Teguh menyampaikan pernyataan tersebut menanggapi fenomena pembunuhan anak yang dilakukan oleh ayahnya sendiri di Jakarta yang baru-baru ini terjadi.

Baca juga: BKKBN: AKHLAK modal kuat bakti ASN untuk negeri
 
Teguh juga menjelaskan upaya BKKBN melalui tim yang bergerak di lini lapangan, yakni melakukan edukasi dan pendampingan terhadap keluarga-keluarga yang saat ini sedang hamil dan memiliki bayi di bawah dua tahun (baduta), bahkan mempersiapkan kehamilan dan keluarga sehat sejak calon pengantin.
 
"Kita punya kelompok Bina Keluarga Balita (BKB), yang lebih mengedepankan bagaimana memantau stimulasi perkembangan kejiwaan dan kepribadiannya dari non fisik. Kalau posyandu memang secara fisik, berat badan berapa, tingginya berapa, maka untuk menyeimbangkan ada kelompok-kelompok BKB, jadi memang dipadukan antara posyandu dengan BKB," ujarnya.
 
Teguh menjelaskan, BKKBN juga merangkul komunitas-komunitas untuk melakukan edukasi dengan mengedepankan delapan fungsi keluarga.
 
Adapun delapan fungsi keluarga tersebut yakni fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, serta pembinaan lingkungan.
 
"Mendukung pertumbuhan anak yang cerdas dan kuat menjadi penting, di sinilah pentingnya keluarga," ucapnya.
 
Teguh mengemukakan, pengasuhan yang baik dalam keluarga juga sangat berpengaruh terhadap percepatan penurunan stunting, yang tidak hanya diatasi melalui pendekatan fisik, tetapi juga non-fisik.

Baca juga: Kepala BKKBN: Keluarga perlu jadi arus utama pembangunan SDM RI
 
"Stunting ini kan masih menggunakan pendekatan fisik, baik itu ukuran panjang badan, tinggi badan, nah perlu faktor lain dalam upaya percepatan stunting yang lain, seperti pertumbuhan kecerdasan, kegiatan-kegiatan pengasuhan, pola asuh yang baik, parenting dari keluarga terhadap anak, tidak hanya ibu tetapi bapak juga, bagaimana merangsang tumbuh kembang anak menjadi penting," tuturnya.
 
Teguh mengutarakan, BKKBN juga menjalin kolaborasi dengan para mitra melalui program-program aksi di lapangan dalam rangka percepatan penurunan stunting dan pembangunan kualitas keluarga.
 
"Ada tiga program-program aksi di lapangan, pertama, edukasi terhadap bagaimana pelaksanaan pendampingan pemenuhan gizi bagi keluarga berisiko stunting termasuk bayi di bawah dua tahun (baduta) utamanya melalui praktik-praktik pembelajaran di dapur sehat atasi stunting yang ada di desa-desa sebagai pilot project," paparnya.
 
Kedua, lanjut dia, yakni peningkatan kapasitas para kader sekaligus praktik edukasi kepada keluarga, tentang apa itu stunting dan bagaimana cara mencegahnya, dan ketiga, penguatan kelembagaan yang ada di level daerah.
 
"Kita sudah membentuk tim percepatan penurunan stunting di tingkat provinsi hingga kabupaten/kota. Untuk itu dilakukan pendampingan bersama partner, serta monitoring dan evaluasi untuk perkembangan program-program aksi yang dilakukan partner, kita melakukan pertemuan secara berkala, setiap aktivitas dipantau di lapangan untuk menemukan capaian kinerja seperti apa, dan kalau ada kendala kita selesaikan bersama," ucapnya.
 
Ia juga menyebutkan, momen pemilihan umum (pemilu) menjadi penting untuk terus mengawal pembangunan keluarga sehat dan berkualitas melalui gotong royong.
 
"Pemilu itu kan sebuah keniscayaan untuk mempersiapkan tata kelola negara dengan baik, apabila ada dukungan dan bantuan yang bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat, mengapa tidak? Ini kan termasuk salah satu persoalan gotong royong menyelesaikan permasalahan bangsa ini," demikian Sukaryo Teguh Santoso.

Baca juga: BKKBN pastikan kawal gizi anak stunting agar produktif di masa depan

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023