Jakarta (ANTARA) - Wakil Sekjen Pengurus Besar Darud Dakwah Wal Irsyad (DDI) Suaib Tahir meminta untuk waspada terhadap aksi radikal menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

"Momentum perayaan nasional atau keagamaan seperti Natal dan Tahun Baru, sayangnya seringkali dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.

Dia menjelaskan kelompok radikal menganggap bahwa perayaan Natal dan Tahun Baru, bertentangan dengan ajaran agama, sehingga mereka merasa perlu untuk melakukan aksi teror demi menghentikannya.

“Kelompok yang terafiliasi dalam jaringan teror menganggap bahwa perayaan Natal dan Tahun Baru adalah momentum yang paling baik untuk melakukan aksi. Itu dianggap sebagai waktu yang banyak orang sedang euforia dan intensitas penyelenggaraan kegiatan cukup tinggi,” ungkapnya.

Dia menegaskan sebagai warga negara yang menjunjung tinggi prinsip Bhinneka Tunggal Ika, sudah sewajarnya rakyat Indonesia untuk saling melindungi antarsesama.

"Karena musibah yang menimpa suatu kelompok masyarakat, walaupun memiliki keyakinan yang berbeda, sesungguhnya harus menjadi perhatian bagi kelompok masyarakat lainnya," ujarnya.

Dia mengatakan Indonesia adalah negara yang menjamin kebebasan pada rakyatnya dalam menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya. Sikap negara ini tentu menjadi tolok ukur bagi siapa pun yang berada di bawah naungan NKRI untuk memiliki posisi yang sama dalam melindungi keberagaman.

"Keberlangsungan perayaan skala nasional seperti Natal dan Tahun Baru sebenarnya menjadi ajang pembuktian masyarakat Indonesia dalam menjaga sesama anak bangsa," ujarnya.

Menurut dia, walaupun setiap pergantian tahun seringkali muncul propaganda kaum radikal yang menjurus pada aksi teror, tetapi masih ada kelompok yang moderat dan bahkan secara sukarela menjaga rumah ibadah dari kaum yang berbeda keyakinan dengannya. Sikap toleransi yang semacam ini tentu diharapkan timbul secara sadar dan mandiri agar kerukunan beragama tidak terancam oleh praktik intoleransi.

"Apa yang telah dilakukan oleh kelompok Islam moderat harus diapresiasi dan terus ditingkatkan intensitasnya. Bukan saja kepada umat Kristiani pada momentum Natal dan Tahun Baru, namun aksi solidaritas juga perlu dilakukan terhadap umat beragama lain di perayaan keagamaannya," harapnya.

Baca juga: Luhut: Rayakan Natal-Tahun Baru tanpa berlebihan dan disiplin prokes
Baca juga: Muhadjir: Tidak ada pembatasan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023

Pewarta: Fauzi
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2023