Jakarta (ANTARA) - Sutradara James Wan menampilkan beragam efek visual untuk menghadirkan petualangan dunia bawah air kerajaan Atlantis dalam film "Aquaman and the Lost Kingdom" dan mengungkapkan bahwa film tersebut memberi gambaran yang lebih jelas mengenai kerajaan tersebut dan lokasi-lokasi lain yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.

Film "Aquaman and the Lost Kingdom" kembali menghadirkan pemeran asli dari film pendahulu yaitu Jason Momoa sebagai Arthur Curry/Aquaman, Patrick Wilson sebagai Orm, Amber Heard sebagai Mera si Ratu Atlantis, Yahya Abdul-Mateen II sebagai Black Manta, Nicole Kidman sebagai Atlanna yang berjiwa kesatria, Dolph Lundgren sebagai Raja Nereus, serta Park sebagai Dr. Stephen Shin.

"Atlantis kali ini bahkan lebih besar, lebih terang, lebih berwarna, lebih semarak. Arthur dan Orm menjalani misi yang akan membawa mereka ke tempat yang benar-benar baru yaitu Kerajaan yang Hilang," kata James Wan dalam keterangan tertulis yang dikutip Rabu.

Baca juga: Warner Bros geser jadwal rilis "Aquaman 2" hingga "Wonka"

Sejumlah fakta mengemuka terkait adegan bawah air proses produksi film yang resmi tayang perdana secara global pada 20 Desember ini. Misalnya untuk pengambilan gambar adegan bawah air dalam film aslinya, pembuat film mengandalkan panggung layar biru dan memanfaatkan aktor yang diangkat tinggi-tinggi dengan framing "garpu tala". Meskipun hasil akhir terbukti mengesankan, metode ini terbilang tidak nyaman bagi para pemain sekaligus membatasi posisi kamera serta pergerakan Wan.

Pada sekuel ini, tim efek visual menggunakan pendekatan baru untuk membebaskan pemain dan kamera. Lewat teknologi terbaru dan inovatif Eyeline Studio, Wan dan tim mampu menciptakan dunia akuatik 360 derajat. Eyeline Studio menggunakan bilik melingkar yang dibuat khusus dengan 136 kamera pada posisi tetap dari ketinggian kaki hingga di atas kepala, melingkari aktor.
Salah satu adegan dalam film "Aquaman and the Lost Kingdom". (ANTARA/HO/Warner Bros. Pictures)


Para aktor kemudian tampil di tengah bilik dengan kostum lengkap, mengenakan ikat kepala sensor yang memungkinkan terciptanya rambut mereka yang tergerai di bawah air melalui efek visual canggih. Bilik ini cukup besar untuk menampung seekor kuda mekanik dan memotret para pemain yang sedang menunggangi berbagai makhluk laut yang diciptakan oleh efek visual.

Di dalam bilik tersebut, aktor dapat melihat dinding plasma 360 derajat yang menampilkan visual adegan tersebut. Sedangkan di luar bilik, sesama pemeran yang tampil di depan kamera dapat melihat penampilan wajah mereka dan menempatkannya pada avatar yang sesuai di layar plasma dalam bilik.

Metode baru tersebut memungkinkan para aktor bebas bergerak dan bereaksi terhadap penampilan satu sama lain. Metode ini juga memberikan kebebasan penuh bagi Wan untuk mengatur posisi kamera selama proses pasca produksi efek visual.

Hasil rekaman yang diambil dari sesi teknologi Eyeline tadi kemudian digabungkan dengan adegan yang difilmkan pada layar biru dan dengan kesulitan tinggi dirajut bersama dengan avatar, set, dan makhluk laut yang dibuat oleh efek visual.

Hasilnya? Atlanna dan Mera terlihat bagus kala duduk mengangkangi hiu. Begitu pula Arthur saat menaiki kuda laut raksasa Storm sambil bertarung melawan Black Manta di jantung Kerajaan Atlantis. Menarik pula mencermati beberapa set yang belum pernah terlihat di layar sebelumnya seperti kawasan perumahan yang ramai "Times Square" a la Atlantis atau petualangan turun hingga kedalaman kota kuno.

Baca juga: Kembalinya sang raja Atlantis di "Aquaman and The Lost Kingdom"

Baca juga: DC Studios bawa tiga proyek film superhero di CinemaCon 2023

Baca juga: Jason Momoa isyaratkan akan tetap jadi Aquaman di DCU

Pewarta: Ahmad Faishal Adnan
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023