Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN Mego Pinandito mengatakan Indonesia sebagai negara maritim punya sumber daya alam yang melimpah berbasis ikan untuk mengatasi stunting pada anak-anak.
 
Ikan mengandung nutrisi penting mulai dari vitamin A, vitamin B12, zat besi, kalium, hingga asam lemak B12 yang bermanfaat bagi pertumbuhan anak dan meningkatkan gizi ibu hamil.
 
"Ini memberikan satu dampak rantai ke belakang bagaimana kita bisa mengatasi bisa mengatasi program stunting secara nasional," kata Mego dalam seminar gizi-sensitif dalam pengelolaan dan pembangunan sektor perikanan Nusa Tenggara Timur yang dipantau di Jakarta, Jumat.
 
Ikan dan makanan akuatik lainnya adalah sumber yang kaya akan vitamin, unsur jejak, dan asam lemak esensial yang dapat mengurangi risiko kelaparan tersembunyi (kekurangan mikronutrien) yang berdampak pada kesehatan, kesejahteraan, dan kinerja ekonomi individu maupun seluruh masyarakat, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan.
 
Ikan menawarkan peluang unik untuk berkontribusi pada hasil gizi dan kesehatan yang positif, terutama bagi orang miskin.
 
Namun, perikanan masih menghadapi kesulitan untuk mendapatkan tempat dalam diskursus yang lebih luas tentang riset dan pengembangan pertanian untuk ketahanan pangan, serta dalam kebijakan pangan secara global.

Baca juga: RI berkomitmen kurangi angka gizi buruk jadi kurang dari 7 persen

Baca juga: PMT lokal turunkan angka balita gizi kurang jadi 3,9 persen

Baca juga: Kepala BKKBN: ASI eksklusif berperan penting cegah anak alami stunting
 
BRIN sebagai lembaga riset dan inovasi yang ditunjuk pemerintah telah mengarusutamakan kecukupan gizi dalam pertimbangan untuk menyusun rekomendasi kebijakan.
 
Mego berharap ke depan semakin banyak penelitian membahas kecukupan nutrisi dari sumber daya perikanan yang bisa meyakinkan masyarakat dan pelaku usaha dalam memberikan dukungan kuat terhadap data dan informasi.
 
"Indonesia sebagai negara yang saat ini masuk di dalam G20 bisa memberikan berbagai hasil hasil riset untuk dibawa ke skala global," kata Mego.
 
Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa kerja sama riset bisa memberikan kontribusi secara konkret untuk pengembangan prinsip-prinsip global dalam pendekatan kecukupan gizi terhadap perikanan.
 
Menurutnya, Indonesia bisa mengembangkan prinsip kecukupan gizi perikanan ke negara-negara kepulauan lainnya di dunia.
 
Ekonomi biru kini menjadi salah satu pilar utama dalam perencanaan pembangunan, baik itu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) maupun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) untuk mencapai Indonesia Emas tahun 2045.
 
"Kita harus menyelamatkan dan menyinergikan berbagai sumber sumber daya, sehingga bisa mendukung visi dan misi pembangunan kelautan dan perikanan secara terencana," pungkas Mego.

Baca juga: Dampak negatif yang mungkin terjadi jika anak kurang makan sayur

Baca juga: Bappenas dorong pemenuhan pangan untuk menekan masalah kurang gizi

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2023