Paling banyak penggagalan (penyelundupan) satwa dilindungi dari Papua yang kami tahan.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok Hasrul menyebutkan penggagalan penyelundupan satwa dilindungi asal Papua masih mendominasi pada 2023.
 
"Paling banyak penggagalan (penyelundupan) satwa dilindungi dari Papua yang kami tahan," ujar Hasrul, di Jakarta, Selasa.
 
Berdasarkan data yang dipaparkan, pihaknya telah melakukan upaya pencegahan berupa penangkapan bersama Badan Intelijen Strategis terhadap total 83 ular dari timur Indonesia.

“Upaya pencegahan terhadap pemasukan media pembawa hama dan penyakit hewan karantina (HPHK) berupa kadal dan ular sebanyak 52 ekor dari Papua yang dibawa menggunakan KM Ngapulu serta ular sebanyak 31 ekor dari Biak yang dibawa menggunakan KM Ciremai,” ujarnya pula.

Satwa hasil penahanan tersebut lantas diserahterimakan ke Taman Safari Indonesia untuk selanjutnya menjadi koleksi di kawasan wisata itu.

Masih di bidang karantina hewan, Hasrul menuturkan Karantina DKI Jakarta telah memberikan sertifikasi pelepasan impor sebanyak lebih dari 22.000 dengan volume lebih dari 1,1 juta ton sepanjang 2023.

Pada tahun sama, pihaknya bersama stakeholders turut melakukan penangkapan dan penahanan terhadap satwa liar yang akan diselundupkan berupa ular sanca Patola (P Morelia amethistina) sebanyak 2 ekor, ular Chondro (P Morelia vridis) sebanyak 24 ekor, ular sanca Tengkorak (Phyton alberthisi) 23 ekor, ular Boa ranting (Monophon halmahera) 2 ekor, ular Olive Phyton (Apodora papuana) satu ekor.

Serta kadal hijau (Varanus prachinus) 15 ekor, serta kadal maluku (Varanus indicus) 37 ekor, dan biawak pohon biru (Varanus macraei) sebanyak satu ekor, satwa itu juga diserahkan ke Taman Safari Indonesia.

Lebih lanjut, sebanyak lima ekor burung kakak tua jambul kuning, kulit buaya, burung murai batu, burung kacer hingga primata seperti lutung jawa dan kukang turut diamankan pihaknya.
Baca juga: Dokter ahli ungkap ular putih Papua tidak ada antiracunnya di dunia
Baca juga: Digigit ular berbisa di Raja Ampat, pegiat Exalos Indonesia meninggal

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024