Bojonegoro (ANTARA News) - Meski membuat panik ribuan warga, kebakaran di sumur minyak Sukowati, Bojonegoro, Jatim, Sabtu sekitar pukul 05.00, hanya dalam beberapa jam berhasil dipadamkan, menggunakan siraman lumpur dan air oleh tenaga teknik Petrochina. Wartawan ANTARA News yang berada di Kantor Kecamatan Bojonegoro Kota, berjarak sekitar satu kilometer dari lokasi kebakaran, tak melihat lagi bola api raksasa, dan suara gemuruh dari kebakaran itu juga menghilang. Bupati Bojonegoro, HM Santoso, yang juga berada di kantor kecamatan itu, membenarkan telah memperoleh laporan per telepon dari GM Petrochina East Java, Victor S. Kelana, bahwa kebakaran yang berlangsung sejak memasuki Sabtu dini hari itu sudah padam. Berdasarkan penjelasan Victor S Kelana yang disampaikan Bupati Santoso, disebutkan bahwa secara teknik tendangan gas (gas kick) yang terbakar ditutup dengan air dan lumpur. Meski begitu, lokasi sekitar sumur minyak Sukowati tetap diisolasi, dengan mengerahkan ratusan polisi dan petugas setempat. Polisi juga disebar menjaga rumah warga di tiga desa sekitarnya yang ditinggal mengungsi guna menghindari ancaman gas beracun yang menyebar. Victor S Kelana juga membantah bahwa gas yang menyebar dan membuat lebih seratus warga dirawat di rumah sakit dan Puskesmas itu terkena amoniak (NH3). Yang benar gas yang menyebar itu adalah asam sulfit (H2S). Dijelaskan, bahwa secara teknik telah terjadi tekanan gas (gas kick) dari sumur minyak 5 yang baru di bor, dengan kekuatan mencapai 10.000 PPM (Per Pound Million). Kemudian semburan gasnya dialihkan ke pipa pembuangan kemudian dilakukan pembakaran agar gasnya tidak terus menyebar. "Jadi kebaran ini memang sengaja dilakukan pembakaran guna mengurai gas H2S agar tidak terus menyebar," katanya seperti disampaikan Bupati Santoso. Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro, pagi itu juga menelepon Bupati Santoso, meminta laporan kebakaran di sumur minyak tersebut dan upaya penanganannya. Kepada Menteri ESDM, ia memaparkan sepintas kejadian itu, dan laporannya akan disampaikan langsung ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (31/7) di Jakarta, bersama Bupati wilayah sekitarnya. Hasil pertemuan Bupati dengan pihak Petrochina, sekitar 5.000 warga dari tiga desa yang semula dievakuasi menyebar ke berbagai masjid dan bangunan lainnya, dialihkan tidak jadi diungsikan ke stadion, karena jaraknya terlalu dekat dengan sumur minyak. Ribuan warga itu masih terus diangkut ke Gedung Lemdikacab (Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Cabang) Bojonegoro di Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas dan GSG di Desa Ledok Wetan, Kecamatan Kota Bojonegoro. Kedua lokasi berjarak antara dua sampai dua-setengah kilometer dari sumur minyak Sukowati. Warga yang dirawat, menurut Kadis Kesehatan Bojonegoro dr Setyobudi, yang di RSU Sosodoro Djatikoesoemo menjadi 17 orang. Sementara di Puskesmas Kapas mencapai 92 orang. Semua pasien mengalami gejala sama, sesak napas, pusing, mual-mual dan yang tidak tahan pingsan. Sejauh ini belum diperoleh laporan adanya korban tewas. Bupati Santoso meminta seluruh rumah sakit menerima korban gas beracun dari sumur minyak Sukowati itu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006