Jakarta (ANTARA) - Kementerian Keuangan menyatakan Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berperan krusial dalam mendukung pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan pengembangan Surat Utang Negara (SUN) di pasar sekunder.

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan menyebut SPPA saat ini menjadi infrastruktur teknologi dan informasi yang dipilih oleh DJPPR sebagai sarana penyelenggaraan sistem Dealer Utama dalam mempertemukan transaksi Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS).

“Kami mendukung pengembangan SPPA yang dilakukan BEI karena sejalan dengan Strategi Nasional Pengembangan dan Pendalaman Pasar Keuangan dan optimalisasi SPPA dapat membantu pembentukan harga Surat Berharga Negara (SBN) yang wajar dan transparan (fair price discovery) di pasar sekunder,” kata Deni dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Menurut Deni, SPPA tidak hanya menjadi wadah perdagangan elektronik bagi EBUS di pasar sekunder, tetapi juga memegang peran strategis dalam peningkatan kinerja dan pengawasan Dealer Utama.

SPPA juga telah memfasilitasi pemenuhan kewajiban Dealer Utama SUN dan SBSN untuk menyampaikan kuotasi harga harian SUN dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) seri benchmark, sehingga turut berperan dalam menciptakan pasar SBN sekunder yang transparan, aktif, dan likuid.

Adapun untuk pengawasan dan evaluasi kinerja Dealer Utama, Deni menyebut SPPA berperan dalam membuat investor tidak melaporkan transaksi efek secara manual.

“Hal ini berpotensi meningkatkan minat investor untuk bertransaksi efek di SPPA dan membantu pengembangan dan pertumbuhan pasar EBUS di Indonesia,” ujar dia.

Deni berharap BEI dapat terus mengembangkan dan menyempurnakan SPPA ke depannya, sehingga dapat menjadi one-stop platform yang digunakan oleh pelaku pasar dalam melakukan transaksi jual beli SBN dan efek bersifat utang lainnya di pasar sekunder.

“Harapan saya, semakin banyak investor dan pelaku pasar keuangan melakukan transaksi SBN melalui platform SPPA ini sehingga pembentukan harga SBN yang wajar di pasar sekunder dapat terlaksana secara efektif dan efisien,” tuturnya.

Baca juga: Kemenkeu: Kinerja solid APBN 2023 jadi katalis minat lelang SUN naik

Baca juga: Pemerintah serap dana Rp21,75 triliun dari lelang tujuh seri SUN


 

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2024