Jakarta (ANTARA) -
Spesialis Bedah Plastik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Erythrina Permata Sari mengemukakan bahwa proses bedah plastik bukan menggunakan plastik seperti anggapan masyarakat selama ini, melainkan menggunakan jaringan tubuh dari manusia atau implan.

"Pertanyaan masyarakat selama ini kan seringnya plastik apa sih yang dipakai, itu bukan plastik seperti yang dipikirkan ya, melainkan dengan transplantasi jaringan. Jadi, kalau misalnya yang hilang adalah tulang, kita mengambil dari bagian tulang lain untuk dipindahkan ke bagian yang rusak," kata Erythrina dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.

Ia memaparkan tujuan dari bedah plastik ada dua, yakni rekonstruksi, untuk memperbaiki atau menggantikan bagian tubuh yang hilang, dan estetika untuk kecantikan, yang bertujuan untuk memperbaiki bagian yang sudah normal menjadi lebih cantik atau tampan.

Baca juga: Dokter jelaskan perbedaan bedah plastik estetik dan rekonstruksi
 
"Bedah rekonstruksi bertujuan untuk mengubah sesuatu yang terasa abnormal, misalnya ada kecacatan atau sebenarnya tidak cacat, tetapi diubah menjadi senormal mungkin, kalau estetik itu memperbaiki yang sudah normal menjadi super normal, lebih cantik, tampan, harmonis, dan mudah dibentuk," ujar dia.
 
Untuk rekonstruksi, umumnya dokter spesialis bedah akan menggunakan jaringan tubuh dari pasien, tetapi apabila tidak ada lagi jaringan yang dapat digunakan karena sudah rusak, dapat menggunakan implan.
 
"Implan itu misalnya untuk payudara atau hidung. Kadang ada satu masa dimana pasien tersebut jaringannya sudah rusak, sehingga kita terpaksa menggunakan implan dari luar untuk diletakkan dalam tubuh, tentunya implan itu diseleksi dengan benar agar sesuai dengan fungsi tubuh yang hilang," ucapnya.
 
Ia memaparkan untuk bedah plastik rekonstruksi biasanya digunakan untuk mengatasi kelainan bawaan, seperti sumbing wajah, sumbing bibir, kelainan bentuk kepala atau tangan, atau kelainan bawaan pada bagian-bagian tubuh yang bisa ditangani.
 
"Selain itu, juga memperbaiki kondisi tubuh dari penyakit tumor jinak dan ganas, yang jinak biasanya selain bedah plastik, ada spesialis lain yang ikut mengerjakan, sedangkan tumor ganas mungkin bersinggungan dengan bagian di mana letak tumor itu berada, ada spesialis onkologi, telinga, hidung atau tenggorokan (THT), atau bedah mulut misalnya," tutur dia.

Baca juga: Spesialis bedah plastik : pemberian odol perburuk nyeri luka bakar

Baca juga: Rekonstruksi payudara dapat tingkatkan kualitas hidup penyintas kanker
 
"Untuk memperbaiki bentuknya agar kembali seperti normal itu tugasnya bedah plastik. Contoh yang lain adalah trauma, misalnya luka bakar, trauma kecelakaan pada wajah, rahang, yang memperbaiki adalah bagian bedah plastik," imbuhnya.
 
Selain itu, lanjutnya, juga untuk memperbaiki bagian tubuh yang rusak akibat penyakit degeneratif, misalnya pasien kencing manis atau hipertensi dengan luka yang sulit disembuhkan. Sedangkan untuk bedah plastik estetik dibagi menjadi dua, yakni akibat penuaan (aging) dan non penuaan.

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024