Jakarta (ANTARA) - Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan pihaknya belum menerima dokumen terkait rencana pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) dari PT Lion Mentari Airlines atau Lion Air.

“Saya belum terima (dokumen Lion Air), hari masih panjang,” ujar Nyoman saat ditemui awak media di Kantor BEI, Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan, saat ini terdapat 26 perusahaan dalam pipeline (antrian) IPO di BEI, dan dari jumlah tersebut belum terdapat dokumen dari Lion Air.

Lanjutnya, sebanyak tujuh perusahaan telah mencatatkan saham perdana di pasar modal sampai saat ini, dengan dana dihimpun mencapai Rp1,33 triliun.

“Adanya 26 yang di pipeline, yang tercatat saat ini udah tujuh. Sebanyak 26 itu relatif lebih banyak dari tahun sebelumnya yang prosesnya masih berlangsung,” ujar Nyoman.

Maskapai penerbangan swasta Lion Air sedang mempertimbangkan menggelar penawaran umum perdana saham atau IPO dengan menargetkan dapat menghimpun dana senilai sampai 500 juta dolar Amerika Serikat (AS).

Lion Air sedang bekerja sama dengan penasihat keuangan untuk segera mengeksekusi rencana IPO, dan berpotensi terlaksana pada akhir tahun 2024.

Dengan masuknya Lion Air, maka akan menambah jumlah emiten maskapai penerbangan di BEI, dimana saat ini udah terdapat PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) dan perusahaan BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA).

Seiring rencana itu, Grup Lion kini tengah gencar melakukan ekspansi untuk merambah rute – rute penerbangan baru di tahun 2024.

Grup Lion merupakan perusahaan induk maskapai penerbangan swasta yang berbasis di Indonesia, yang terdiri dari beberapa maskapai penerbangan dari Asia Tenggara, di antaranya Lion Air, Wings Air, Batik Air, Super Air Jet, Batik Air, dan Thai Lion Air.

Baca juga: BTW-Lion Air Grup berangkatkan 433 jemaah umrah ke Tanah Suci
Baca juga: BEI catatkan tujuh perusahaan IPO selama sepekan
Baca juga: Mandiri Sekuritas yakin bawa banyak perusahaan IPO di 2024

 

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024