Indonesia menikmati stabilitas dalam beberapa tahun terakhir, dengan inflasi, transaksi berjalan dan defisit fiskal, semuanya terkendali
Jakarta (ANTARA) -
HSBC memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,2 persen pada 2024, antara lain didukung dengan peningkatan konsumsi domestik, perbaikan infrastruktur yang terus berlanjut, dan perkembangan investasi.
 
"Kami memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) rata-rata sebesar 5,2 persen pada tahun 2024 dibandingkan 5 persen pada tahun 2023," kata Chief India and Indonesia Economist HSBC Pranjul Bhandari dalam konferensi pers HSBC Asian Outlook 2024 di Jakarta, Selasa.
 
Pada 2024 Indeks Harga Konsumen inti rata-rata diperkirakan sebesar 2,1 persen secara year on year (yoy). Proyeksi HSBC juga menunjukkan investasi di Indonesia pada 2024 tumbuh 5,7 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan perkiraan 4,6 persen (yoy) pada 2023.
 
Konsumsi swasta juga diperkirakan tumbuh sebesar 5,6 persen (yoy) pada 2024, meningkat dibandingkan proyeksi 5 persen pada 2023. Begitu juga dengan konsumsi pemerintah diproyeksikan naik menjadi 6,1 persen (yoy) pada 2024, lebih tinggi dibandingkan perkiraan 4,8 persen (yoy) pada 2023.
 
HSBC memperkirakan nominal Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2024 mencapai 1.450 miliar dolar AS, naik dibandingkan perkiraan untuk 2023 sebesar 1.386 miliar dolar AS. Sedangkan PDB Indonesia 2022 bernilai 1.319,10 miliar dolar AS.
 
"Indonesia menikmati stabilitas dalam beberapa tahun terakhir, dengan inflasi, transaksi berjalan dan defisit fiskal, semuanya terkendali," ujar ekonom tersebut.
 
Selain itu, pertumbuhan kredit riil sektor swasta diproyeksikan sebesar 5,7 persen (yoy) pada 2024, lebih tinggi dibanding perkiraan untuk tahun 2023 sebesar 5,3 persen. Rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada 2024 diperkirakan sebesar Rp15.850 per dolar AS.
 
Pranjul menuturkan Indonesia merupakan salah satu negara yang kemungkinan pertumbuhan ekonominya akan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan dekade sebelumnya, seiring dengan meningkatnya rantai nilai manufaktur mulai dari bijih besi, hingga logam olahan dan kendaraan listrik.
 
"Kami memperkirakan pertumbuhan akan meningkat sebesar 0,5 ppt dalam jangka menengah, fokus yang tajam pada stabilitas makro akan menjadi inti dari hal ini " ujarnya.
 
Pertumbuhan kredit perbankan tampaknya secara keseluruhan, terus kembali ke rata-rata jangka panjang, dan dapat meningkat lebih lanjut jika Bank Indonesia (Bl) menurunkan suku bunga pada 2024.
 
Ada juga penanaman modal asing dalam jumlah besar yang menunggu, yang dapat terwujud setelah pemilihan umum (pemilu) selesai.

Investasi asing senilai 30 miliar dolar AS telah terjadi di bidang logam olahan selama beberapa tahun terakhir, dengan jumlah yang sama menunggu, berdasarkan analisis HSBC mengenai niat investasi asing.
 
Sementara itu, niat investasi sebesar 45 miliar dolar AS telah diumumkan di bidang kendaraan listrik yaitu baterai dan otomotif.
 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024