Medan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara menggenjot pertumbuhan ekonomi dengan beberapa strategi peningkatan yang menyasar berbagai sektor mulai dari pertanian hingga infrastruktur pada tahun 2024.

"Perekonomian Sumut mulai pulih setelah pandemi COVID-19, tetapi belum sebaik seperti sebelum pandemi yang rata-rata mencapai 5,1 persen," ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Sumut Agus Tripriyono, yang mewakili Pj Gubernur Sumut Hassanudin, dalam acara "Sumut Economic Outlook 2024" di Medan, Selasa.

Agus melanjutkan, dari sektor pertanian, Sumut akan terus meningkatkan produk tanaman pangan seperti padi, jagung dan bawang merah serta tanaman perkebunan terutama sawit.

Dia menjelaskan, produktivitas tanaman padi di Sumut saat ini sekitar 5,03 ton per hektare per tahun dengan surplus 26.000 ton. Akan tetapi, harga beras yang masih terus bergejolak membuat produksinya mesti terus ditambah.

Adapun untuk jagung, Agus menyebut produktivitasnya 6,25 ton per hektare per tahun. Tanaman ini dianggap penting karena merupakan bahan baku untuk pakan ternak.

Namun, untuk bawang merah, dia mengakui produksinya defisit 7.088 ton per tahun. Kekurangan juga terjadi untuk daging sapi (defisit 180 ribu ekor per tahun) dan daging kambing (defisit 190 ribu ekor per tahun).

Dari perkebunan, Pemprov Sumut menekankan kepada ketangguhan subsektor sawit rakyat yang menyumbang 43 persen perekonomian wilayahnya. Luas perkebunan sawit rakyat 771.429 hektare atau 37,19 persen dari total luas perkebunan sawit Sumut 2.074.254 hektare.

Tanaman perkebunan lain yaitu kopi, di mana ekspor kopi Sumut pada tahun 2022 menyentuh nilai 416 juta dolar AS atau Rp6,2 triliun. Itu setara dengan 3,8 persen dari keseluruhan nilai ekspor Sumut sepanjang tahun 2022. Luas perkebunan kopi Sumut tercatat 115.167 hektare dengan produksi 78.812 ton per tahun.

"Penambahan produksi kopi dapat dilakukan dengan ekstensifikasi dan intensifikasi. Selain itu, perlu pula dilakukan peremajaan kopi tua dengan kopi muda, di samping mempromosikan kopi arabika yang bernilai jual tinggi," kata Agus.

Selanjutnya, Pemprov Sumut juga berusaha menarik lebih banyak wisatawan mancanegara ke Sumut dengan memperbanyak acara-acara internasional.

Berikut, mereka mengintensifkan program hilirisasi terutama untuk mengolah hasil-hasil pertanian, mulai dari makanan sampai obat-obatan.

Bukan cuma itu, Pemprov Sumut akan meningkatkan pula kualitas dan kuantitas pelaku wirausaha, khususnya di kalangan pemuda atau milenial. Mereka nantinya memberikan pelatihan SDM, manajemen, bantuan sarana dan prasarana, pemodalan, pemasaran serta menghubungkan UMKM dengan rantai pasok.

Adapun jumlah pelaku usaha di Sumut yaitu 1.166.918, di mana 98,87 persennya atau 1.153.758 bergerak di usaha mikro dan kecil. Sebanyak 1,12 persen atau 13.610 merupaka usaha menengah dan besar.

"Sektor UMKM mampu menyerap 80 persen tenaga kerja, tetapi kontribusinya terhadap perekonomian baru 46,51 persen karena produktivitas UMKM rendah serta banyak usaha mikro dan kecil yang informal," tutur Agus.

Dia menegaskan UMKM harus terus diakrabkan dengan teknologi guna menambah jaringan pasar. Pembinaan SDM akan rutin dilakukan dengan memanfaatkan pendidikan vokasional serta balai pelatihan.

Terakhir, Pemprov Sumut meneruskan proyek pembangunan infrastruktur misalnya jaringan jalan untuk menghubungkan sentra-sentra produksi ke jalan nasional, irigasi karena kerusakannya 53 persen, pembukaan area sawah jadi rawa dan memaksimalkan pelabuhan, transportssi serta menyediakan air bersih juga energi.

Pada tahun 2023, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Sumut secara tahun ke tahun 4,87 persen pada triwulan pertama, 5,19 persen triwulan kedua dan 4,94 persen triwulan ketiga.

Baca juga: Gubernur: Potensi daerah harus dikembangkan guna sejahterakan rakyat

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2024