Jakarta (ANTARA) - Fakultas Teknik (FT) Universitas Indonesia (UI) membangun gedung baru Interdisciplinary Engineering (IDE) sebagai simbol kolaborasi dan inovasi dalam lingkungan belajar.

"Gedung IDE bukan hanya sebagai struktur fisik bangunan baru, tetapi simbol kolaborasi dan inovasi," kata Rektor UI Ari Kuncoro saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

Ari menilai gedung ini sebagai langkah besar dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran interdisiplin.

Kegiatan akademik interdisiplin itu diharapkan mampu melahirkan lulusan berwawasan luas, kritis, inovatif, kolaboratif dan luaran penelitian dalam bentuk publikasi ilmiah bereputasi tinggi, dan produk inovasi yang unggul, berdampak serta dapat bersaing secara global.

Baca juga: UI beri strategi efektif bangunan sederhana tahan gempa

Baca juga: UI konversi bus konvensional menjadi bus listrik


Sementara, Dekan FTUI Heri Hermansyah mengatakan bahwa gedung IDE memang disiapkan menjadi rumah bagi pekerja teknik di masa depan (home for future engineers).

Heri menuturkan tahun 2023 yang lalu, FTUI meresmikan pembentukan tiga institut interdisiplin keteknikan, yaitu Institute for Urban Planning and Smart Cities (IUS), Institute for Energy Transition (IET), dan Institute for Biosystems and Bioengineering (IBB).

Ketiga institut tersebut, kata dia, berperan dalam menyinergikan kegiatan pendidikan dan penelitian interdisiplin pada tema tertentu, perencanaan wilayah dan kota, transisi energi, dan rekayasa biologi.

"Gedung IDE akan menjadi rumah bagi ketiga institut interdisiplin ini serta advanced lab dan pusat-pusat riset di bawah ketiga institut ini nantinya," ujar Heri.

Ditargetkan pembangunan gedung setinggi 8 lantai dengan luas 6.958 meter persegi (m2) ini selesai pada Maret 2024.

Adapun gedung IDE FTUI menerapkan konsep bangunan hijau (green building) yang efisien dalam penggunaan energi terutama pencahayaan dan pendinginan, air dan sirkulasi udara serta bahan bangunan.

Penerapan konsep green building ini diwujudkan dengan penggunaan material bangunan yang sebagian berasal dari bahan daur ulang dan kayu ramah lingkungan.

"Bangunan ini mengaplikasikan teknologi water harvesting, panel sel surya, dan pengolahan limbah yang sesuai dengan kebijakan zero waste," cakapnya.

Gedung ini juga menerapkan green recovery sebesar 45 persen dari luas lantai dasar yaitu 355,90 meter persegi (m2) yang akan dijadikan taman dan plaza.*

Baca juga: Iluni FTUI beri 5 Panca Naraya tentang hilirisasi untuk Capres 2024

Baca juga: Pakar UI: Sistem penggerak kendaraan listrik kunci transportasi bersih

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024