Banjarmasin (ANTARA) -
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan Diauddin menyampaikan bahwa cakupan imunisasi polio di provinsi itu sudah di atas 90 persen hingga 2024.
 
"Cakupan imunisasi polio di Kalsel masuk enam besar di Indonesia," ujarnya di Banjarmasin, Jumat.
 
Ia mengatakan upaya untuk mencapai 100 persen terus dilakukan hingga target 1,4 juta anak di provinsi ini.

Baca juga: Pemerintah akan gencarkan vaksinasi di daerah KLB polio
 
Sebagaimana data Dinkes Kalsel, imunisasi polio bagi anak di provinsi itu dimulai sejak Mei 2022 hingga puncaknya digerakkan pada 2023, yang mencapai lebih 90 persen terealisasi pada 13 kabupaten/kota di provinsi ini.
 
Diauddin menyampaikan dengan cakupan tinggi imunisasi ini, sehingga kasus polio bisa maksimal ditahan. "Ada penemuan kasus penyakit polio pertama seperti di Aceh, memang ada hubungannya dengan tingkat imunisasi polio yang masih rendah," kata Diauddin.
 
Karena, menurut dia, penyakit polio salah satu yang bisa dicegah dengan imunisasi.
 
Penyakit polio yang kebanyakan menyerang pada balita atau anak hingga bisa mengakibatkan kelumpuhan, bahkan meninggal dunia, disebabkan pola kebersihan yang kurang baik.
 
"Penyakit dari virus polio itu dari kotoran manusia, makanya daerah-daerah yang masih ada buang air besar sembarangan itu berpotensi tinggi penyebaran polio," tutur Diauddin.

Baca juga: Komisi IX DPR minta pemerintah jemput bola optimalkan imunisasi polio

Baca juga: Pemerintah akan gencarkan vaksinasi di daerah KLB polio
 
Dia memastikan belum mendapatkan laporan kasus adanya polio. Ia optimistis bisa terjaga, karena jangkauan imunisasi polio sudah tinggi, di atas 90 persen anak di provinsi itu.
 
"Tapi, tetap tidak bisa dilengahkan, masyarakat harus terus menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan pola hidup sehat," ujarnya.
 
Apalagi, lanjutnya, diinformasikan kasus polio kembali ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Pewarta: Sukarli
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024