Damaskus (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Suriah Walid Al-Muallem, Selasa, berikrar bahwa negaranya akan membela diri seandainya militer Barat menyerangnya.

"Kami memiliki dua opsi menyerah atau membela diri kami sendiri dengan kekuatan kami sendiri. Pilihan kedua adalah yang terbaik kami akan membela diri kami sendiri," kata Al-Muallem dalam satu konferensi pers yang disiarkan televisi.

Al-Muallem, seperti dilaporkan AFP, mengatakan negaranya memiliki pertahanan yang akan "mengejutkan" dunia.

"Suriah bukanlah satu kasus yang mudah. Kami memiliki pertahanan yang akan mengejutkan negara-negara lain," katanya.

"Usaha perang yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutu mereka akan membantu kepentingan Israel dan kedua adalah Front An-Nusra," kata Al-Muallem.

Ia menantang negara-negara Barat untuk mengajukan bukti bahwa pemerintah Presiden Bashar al-Assad menggunakan senjata-senjata kimia.

Saat ini AS dan sekutunya semakin dekat untuk melancarkan serangan terhadap Pemerintah Suriah di tengah-tengah tuduhan bahwa pemerintah itu menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri.

Tindakan itu terjadi setelah satu tim para ahli PBB mengumpulkan bukti dari lokasi serangan senjata kimia di pinggiran kota Damaskus pada 21 Agustus, sehingga menewaskan lebih dari 300 orang.

Para pemeriksa itu direncanakan mengunjungi lokasi-lokasi itu kembali, Selasa, tetapi Al-Muallem mengatakan kunjungan mereka ditangguhkan sampai Rabu karena gerilyawan tidak menjamin keamanan mereka.

"Hari ini, kami dikejutkan oleh fakta bahwa mereka tidak dapat datang ke sana karena gerilyawan tidak dapat menjamin keamanan misi itu. Jadi misi itu menangguhkan kunjungan mereka sampai besok," kata Al-Muallem.

Kelompok itu menurut rencana semula akan meninggal Suriah pada Minggu tetapi kunjungan mereka dapat diperpanjang karena mereka menyelidiki tuduhan-tuduhan penggunaan senjata kimia dalam perang 29 bulan yang kejam itu.

(H-RN)

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013