Canberra (ANTARA News) - Australia secara bertahap mulai menarik tentaranya dari Timor Leste sebagai penjaga stabilisasi negara yang sedang bergolak itu setelah kerusuhan tiga bulan yang lalu, kata Menteri Pertahanan Australia, Brendan Nelson, Kamis. Australia memimpin pasukan internasional berkekuatan lebih dari 3.000 personel untuk memulihkan perdamaian negara terbaru di Asia itu, setelah sedikitnya 20 orang tewas di dalam bentrokan dan kerusuhan. "Dalam dua bulan sejak mereka digelar, jalan-jalan di Dili telah berubah dari kacau menjadi relatif tenang dan dunia usaha mulai kembali normal," kata Nelson dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters. "Situasi keamanan terus meningkat dan gerakan difokuskan pada operasi-operasi polisi, sedangkan unsur-unsur pasukan militer penting dalam penggelaran akan ditarik kembali ke Australia," kata Nelson pula. Negara kecil ini terperosok ke dalam krisis politik hampir tiga bulan lalu ketika mantan Perdana Menteri Mari Alkatiri memecat sekitar 600 tentara setelah mereka memprotes adanya diskriminasi. Timor Leste telah meminta PBB untuk menggelar lebih dari 800 polisi untuk membantu pemulihan keamanan jangka-panjang setelah krisis. Australia, Malaysia, Selandia Baru dan Portugal telah mengirimkan pasukan militer dan polisi untuk membantu stabilisasi Timor Leste. Australia dalam operasi ini mengirimkan sekitar 3.000 personil pertahanannya, termasuk kapal-kapal angkatan laut dan helikopter militer. Sudah dua pekan terakhir ini Australia menarik kapal pemasok tentaranya dari Timor Leste, di samping tiga unit helikopter militer Blackhawk. Nelson mengemukakan sekitar 23 personil bersenjata, pasukan infantri dan staf logistik juga akan ditarik pulang ke Australia dalam beberapa pekan mendatang. Departemen pertahanan negara tersebut mengatakan, masih terdapat sekitar 2.000 tentara di Timor Leste. Sekjen PBB, Kofi Annan mengatakan dia berharap pasukan militer dan polisi yang dipimpin PBB segera bergabung dengan pasukan yang dipimpin Australia untuk mengambil alih operasi perdamaian.

Copyright © ANTARA 2006