Kairo (ANTARA News) - Demo sejuta orang pendukung pendukung presiden terguling Mohamed Moursi pada Jumat di Kairo dan berbagai provinsi menewaskan belasan orang dan ratusan cedera.

Satuan Medis Lapangan melaporkan bahwa 14 korban tewas terdiri atas sembilan orang di Kairo dan lima orang lainnya di kota Port Said dan Elmenia, dan 265 orang cedera akibat bentrokan antara pengunjuk rasa dengan aparat keamanan.

Namun, Kementerian Kesehatan dalam laporan resminya pada Jumat petang menyebutkan bahwa tiga orang di Kairo dan berbagai provinsi dan 36 orang cedera.

Bentrokan sengit terjadi di Mohandisin, Kairo Barat, dan Ain Shams di Kairo Timur dan Distrik Piramida di Giza setelah aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.

Saat berita ini dikirim pada Jumat petang atau Jumat larut malam WIB, ribuan pengunjuk rasa dari Ain Shams mulai mendekat Istana Presiden Ettihadiyah di Kairo Timur yang dikhawatikan akan terjadi pertumpahan darah baru.

Helikopter tampak berputar-purat di sekitar Istana, dan pasukan tank tempur melakukan pengawalan ketat di seputar istana.

Demo sejuta orang itu mengusung tema "Jumat Pemulihan Revolusi" dengan meneriakkan yel-yel "Tumbangkan Kudeta Militer".

Selain di Kairo, demo sejuta orang juga terjadi di berbagai provinsi seperti Alexandria, Port Said, Terusan Suez, Bani Suef, Qena, Marsa Matrouh dan Fayoum.

Aparat keamanan kembali mengawasi sejumlah alun-alun utama di kota Kairo yang biasanya menjadi pusat unjuk rasa seperti Bundaran Tahrir, Bundaran Rabiah Adawiyah dan Bundaran Al Nahdhah agar tidak dimasuki oleh pengunjuk rasa pro Moursi.

Aksi demo ini dilancarkan di tengah penangkapan yang terus terjadi terhadap para petinggi dan pendukung Ikhwanul Muslimin yang hampir semua pemimpin puncaknya telah diciduk termasuk pemimpin tertingginya, Mohamed Badie.

Mohamed Beltagi, petinggi Ikhwanul Muslimin yang sangat vokal diciduk pada Kamis (29/8) setelah sebulan dinyatakan sebagai buron kejaksaan.

Seperti petinggi Ikhwanul Muslimin lainnya, Beltagi juga dituduh bertanggung jawab atas sejumlah pembunuhan dan pemilikan senjata ilegal.

Suasana jalan-jalan di kota Kairo di luar tempat-tempat unjuk rasa tampak lengang, toko-toko di pusat kota banyak yang tutup.

Pemberlakuan jam malam atau larang keluar rumah di waktu malam ditetapkan setiap Jumat berlangsung pada pukul 19.00-06.00 waktu setempat, namun hari lainnya berlaku pukul 21.00-06.00.

Kendati demikian, para pengunjuk rasa Ikhwanul Muslimin tidak mengindahkan pemberlakuan jam malam tersebut.
(M043/Z002)

Pewarta: Munawar Saman Makyanie
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013